Suradi Akan Terbitkan Buku Tentang Kisah dan Pengalaman Guru-guru SMAN 8 Jakarta

Sabtu, 29 Juni 2024 – 17:37 WIB
Cover buku karya penulis, dosen, dan pegiat literasi Suradi ber berjudul ‘Jalan Sunyi di Taman Bukit Duri: Guru-guru yang Mengabdikan Dirinya untuk SMAN 8 Jakarta. Foto: Dok. Penulis Buku Suradi

jpnn.com, JAKARTA - Setiap guru mempunyai pengalaman unik dalam proses belajar-mengajar, termasuk cerita bagaiaman akhirnya sang guru berkarier hingga pensiun.

Banyak cerita yang bersifat human interest, dan inilah yang akan diangkat oleh penulis, dosen, dan pegiat literasi Suradi, MSi dalam buku terbarunya berjudul “Jalan Sunyi di Taman Bukit Duri: Guru-guru yang Mengabdikan Dirinya untuk SMAN 8 Jakarta” yang akan diterbitkan Kakilangit, Prenada Media Group, Jakarta, pertengahan Juli mendatang.

BACA JUGA: Dosen ATVI Suradi Berikan Pelatihan Jurnalistik di SMA Plus PGRI Cibinong

Seperti banyak diketahui publik di tanah air, SMAN 8 Jakarta atau biasa disingkat Smandel ini merupakan salah satu sekolah negeri yang mampu mempertahankan prestasi akademik puluhan tahun.

Ketika era zonasi dan afirmasi saat ini, sekolah yang terletak di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan ini mampu melakukan berbagai terobosan dan strategi untuk tetap menjaga nama baik, dan tentunya prestasi siswa di bidang akademik dan nonakademik.

BACA JUGA: Ikatan Alumni SMAN 8 Jakarta Gelar Turnamen Golf Antaralumni SMA se-Jabodetabek Piala Kemenpora dan Piala IAS

Suradi yang juga juga alumnuns dan bahkan pernah mengabdi sebagai guru di SMAN 8 Jakarta selama 11 tahun (1989-2000) bukan saja berpengalaman dalam menulis buku, mengingat lama berprofesi sebagai jurnalis, tetapi punya akses dan jaringan yang kuat di berbagai lini alumni SMAN 8 Jakarta.

Hal ini memudahkannya untuk mengumpulkan bahan dan riset tentang guru-guru SMAN 8 Jakarta.

BACA JUGA: Wamenhan Herindra: Kolaborasi Lintas Generasi SMAN 8 Jakarta Jadi Kunci Kemajuan Bersama

Menurut Suradi, buku yang dipersembahkan dalam rangka 66 tahun SMAN 8 Jakarta dan juga untuk dunia pendidikan di Indonesia ini, memerlukan proses riset, wawancara, dan penulisan selama sekitar 3 tahun.

Tentunya proses tersebut saambil mengerjakan tugas lain dan juga menulis buku yang berbeda.

“Ayo, yang tertarik bisa pesan ke sana melalui nomor yang ada di poster/flayer buku, yaitu WA 08161155840,” ujar Suradi, Sabtu (29/6).

Pengalaman 51 Guru dan 3 Kepala Sekolah

Dalam buku setebal 560 halaman ini berisi kisah 51 guru yang diulas atau menceritakan kisahnya dan disunting dengan bahasa jurnalistik yang enak dibaca.

Cerita guru tersebut ditambah foto-foto terkait sehingga pembaca, terutama keluarga besar SMAN 8 Jakarta dapat merasakan hubungan emosional yang kuat dengan guru dan sekolahnya.

Selain itu, kalangan pendidik dan masyarakat umum juga dapat menari manfaat dari buku ini, mengingat sudah ribuan alumni SMAN 8 yang tersebar di berbagai daerah dan berprofesi beragam, mulai dokter, ekonomi, birokrat, teknokrat, lawyer, pendidik, pengusaha, dan wiraswasta.

Selain kisah 51 guru, ada cerita kepemimpinan 3 Kepala sekolah di masa krusial, yaitu Agusman Anwar yang melahirkan motto ‘SMAN 8 Rajawali Emas: Cerdas, Tangguh, dan Peduli’.

Kemudian upaya Kepala Sekolah Rita Hastuti di masa Covid-19 dengan berbagai cara dan strategi yang akhirnya malah membuat SMAN 8 tetap di puncak prestasi.

Ketiga, tentu Kepala Sekolah saat ini, Mukhlis M Lizar yang memimpin di era zonasi dan afirmasi.

Semua dihadapkan pada tantangan berat, tetapi kepemimpinan yang hebat dan kolaborasi yang sinergis melahirkan capaian yang luar biasa.

Kemasan cover yang cantik, membuat aura nosltalgik buku sangat terasa. Kisah para guru SMAN 8 dikuatkan maknanya dengan narasi Pengantar dari Dirjen Guru, Kemendikbudristek, Profesor Nunuk Suryani, M.Pd.

Sambutan dari Ketua Ikatan Alumni SMAN 8 yang juga Wamenhan RI Letjen TNI (Purn) M. Herindra menambah ikatan emosional di antara alumni SMAN 8 dan juga kalangan lain.

Suradi berterima kasih untuk sumbangsih yang luar biasa ini. Banyak kenangan, kesan, dan cerita yang masing-masing punya settingnya sendiri di dalam buku ini,

“Itulah yang saya ingin jahit: kisah, sekaligus keberlanjutan guru era awal sekolah hingga kini. Tentunya melintas waktu yang lama, masa yang penuh perubahan, tetapi semangat yang tak berubah menjaga muruah sekolah tercinta: SMAN 8 di kawasan Taman Bukit Duri,” ujar Suradi.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler