jpnn.com, BEIJING - Kerja sama dengan Kepulauan Solomon sejak lama dikhawatirkan bakal membuka pintu bagi militer China untuk masuk ke kawasan Indo-Pasifik.
Beijing disebut-sebut berencana membangun pangkalan militer di negara kepulauan yang terletak sekitar seribu kilometer sebelah timur Provinsi Papua.
BACA JUGA: Makin Akrab, China dan Vietnam Berpotensi Jadi Sekutu di LCS
Sebentar lagi, dugaan-dugaan yang meresahkan itu tampaknya akan terjawab.
Pasalnya, Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Luar Negeri Kepulauan Solomon Jeremiah Manele secara resmi telah menandatangani kerangka kerja sama keamanan antarkedua negara.
BACA JUGA: Hasil Final Korea Masters 2022: Gadis Ajaib China Terkapar, Tuan Rumah Berjaya
"Setelah disetujui oleh pemerintah China dan pemerintah Kepulauan Solomon, kedua menlu atas nama negaranya masing-masing secara resmi menandatangani kesepakatan kerja sama keamanan pada tempo hari," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin di Beijing, Selasa.
Menurut dia, China telah membagikan informasi kerja sama keamanan pada Kepulauan Solomon tanpa menyebutkan waktu penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan.
BACA JUGA: Kembangkan Baterai Kendaraan Listrik, IBC Kantongi USD 15 Miliar dari Korsel dan China
"Dalam kesempatan ini perlu saya sampaikan beberapa poin kerja sama," katanya dalam pengarahan pers rutin itu.
Pertama, Wang menyampaikan bahwa kerja sama keamanan tersebut pada dasarnya merupakan pertukaran normal antarkedua negara berdaulat dan merdeka yang menjadi bagian penting dalam kerja sama komprehensif China-Kepulauan Solomon.
Kedua, kerja sama tersebut berdasarkan kesetaraan dan saling menguntungkan serta saling menghormati.
"Kedua negara akan bekerja sama memelihara ketertiban sosial, melindungi keselamatan jiwa dan harta benda warga, memberikan bantuan kemanusiaan, dan tanggap darurat bencana," jelas Wang.
Ketiga, kerja sama keamanan China-Kepulauan Solomon bertujuan untuk mendukung stabilitas di Kepualauan Solomon dalam jangka panjang.
Dan keempat, kerja sama tersebut bersifat terbuka, transparan, dan inklusif serta tidak menyasar pihak ketiga.
Namun Wang mengaku tidak mendapatkan informasi apakah penandatanganan tersebut ditindaklanjuti dengan kunjungan Menlu China ke Kepulauan Solomon atau tidak.
"Kalau ada informasi mengenai kunjungan itu akan kami rilis," kata Wang menjawab pertanyaan tentang kemungkinan kunjungan Menlu Wang Yi ke negara di perairan Pasifik yang pernah dilanda kerusuhan menjelang akhir 2021 itu.
Sementara itu, Amerika Serikat berencana mengirimkan dua pejabat senior ke Kepulauan Solomon beberapa hari mendatang. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif