jpnn.com - JPNN.com – Kawanan perampok kejam beraksi di Teluk Pandan, Kutai Timur, Kaltim. Sabbara (59), warga Dusun Sei Redan Desa Suka Damai RT 09 Kecamatan Teluk Pandan, Kutai Timur (Kutim), tewas setelah dianiaya kawanan perampok yang menyatroni rumahnya, Minggu (25/12).
Saat ditemui di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Taman Husada Bontang, istri Sabbara, Suri, terlihat tampak syok dan sesekali mengeluarkan air mata.
BACA JUGA: Dihajar Perampok, Meninggal di Depan Anak Istri
Kepada Bontang Post (Jawa Pos Group), dia bercerita dengan suara yang lirih. "Kami sedang tidur waktu itu pukul 2 malam (Minggu dini hari)," kata Suri Minggu pagi.
Di tengah keheningan malam kala itu, tiba-tiba saja mereka dikagetkan dengan kehadiran tiga orang perampok yang sudah masuk di dalam rumah.
Sabbara pun mencoba melakukan perlawanan. Namun sayang, para perampok tersebut membawa benda tumpul semacam besi dan balik memukul Sabbara dan Suri.
Tangan dan kaki seluruh anggota keluarga tersebut diikat. Sabbara yang dibekap mulutnya pun dipukuli oleh perampok tersebut hingga tak bernyawa.
"Dibanting-banting juga bapak (Sabbara, Red.). Saya juga ikut dipukul, terasa seperti besi," ucap Suri.
Setelah Suri ikut jatuh tersungkur di lantai, dirinya pun punya ide untuk pura-pura mati. Dengan menutup matanya dan menahan napas, Suri memulai aksinya pura-pura mati.
Terang saja, kawanan perampok tersebut kemudian memeriksa dada Suri untuk memastikan tak bernapas lagi.
Setelah dirasa tak bernapas, kawanan perampok tersebut kemudian pergi membawa beberapa barang, seperti gelang emas, ponsel, dan laptop. Ditaksir, total kerugian sekitar Rp 25 juta.
Setelah ikatan berhasil di lepas, anak Suri pun pagi harinya bergegas menuju rumah kepala dusun untuk melaporkan kejadian yang baru dialaminya.
Kepala dusun dibantu kepala desa pun menghubungi pihak keluarga yang lain dan membawa Sabbara yang sudah terbujur kaku ke RSUD Taman Husada Bontang.
Sesampainya di rumah sakit, jenazah Sabbara langsung divisum oleh petugas rumah sakit, sedangkan Suri langsung dirawat di IGD.
Petugas IGD RSUD Taman Husada, dr. Rati menyebut jenazah sudah dibawa ke rumah sakit dalam keadaan kaku. Hasil visum pun menemukan beberapa luka di pelipis, kepala, dan bekas ikatan tali di pergelangan tangan.
"Kami belum bisa memastikan apakah meninggalnya akibat pukulan atau seperti apa. Kalau dari luar tidak bisa dipastikan. Nanti bisa ditanyakan ke kepolisian," ucapnya.
Sekira pukul 10.20 wita, jenazah Sabbari dibawa kembali ke rumah duka, Suri pun ikut keluar dari IGD ditemani pihak keluarga. (zul/aj)
Redaktur & Reporter : Soetomo