Surplus Necara Perdagangan Indonesia Mencapai USD 2,36 miliar, BPS: Tertinggi selama 2021

Selasa, 15 Juni 2021 – 12:33 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan rilis data neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2021 kembali mengalami surplus, mencapai USD 2,36 miliar. Ilustrasi: Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan rilis data neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2021 kembali mengalami surplus, kali ini mencapai USD 2,36 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan nilai total ekspor sebesar Mei sebesar USD 16,60 miliar dan impor USD 14,23 miliar.

BACA JUGA: BPS: Ekspor Pertanian Tumbuh Positif

"Kalau kami lihat pergerakan neraca perdagangan mulai Januari hingga Mei 2021, berarti surplus perdagangan Indonesia merupakan yang tertinggi selama 2021, ujar Suhariyanto, di Jakarta, Selasa (15/6).

Menurut Kecuk sapaan karibnya, Indonesia mengalami surplus perdagangan sebanyak 13 bulan berturut-turut.

BACA JUGA: Kepala BPS Menilai Sektor Pertanian Konsisten Tumbuh Positif

Adapun komoditas penyumbang surplus terbesar berasal dari lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, dan besi baja.

Kecuk memaparkan perdagangan Indonesia mengalami surplus dengan beberapa negara yakni dengan Amerika Serikat surplus USD 1 miliar, Filipina surplus USD 539 juta, dan Malaysia USD 444,2 juta.

BACA JUGA: Data BPS: Januari-Februari 2021, Ekspor Pertanian Tumbuh 8,81 Persen

Sedangkan perdagangan dengan beberapa negara masih mengalami defisit, di antaranya dengan China yang defisit USD 512,5 juta.

"Australia defisit USD 332,6 juta, dan dengan Korea Selatan defisit USD 185,5 juta," bebernya.

Dengan demikian, lanjut Kecuk, total neraca perdagangan RI sejak Januari-Mei 2021 mengalami surplus USD 10,17 miliar. Angka tersebut jauh lebih besar dibandingkan surplus neraca perdagangan pada periode yang sama pada 2020 yang angkanya USD 4,18 miliar.

Kendati demikian, Kecuk mengingatkan agar tetap waspada pada risiko pandemi Covid-19.

"Kami melihat tren jumlah yang terkena kasus Covid-19 selama seminggu terakhir ini meningkat. Dan di India tren pandeminya agak merajalela, sehingga itu juga berpengaruh," ujar Suhariyanto.

Dia berharap agar program vaksinasi dapat berjalan lancar, dibarengi dengan ketatnya pelaksanaan protokol kesehatan, sehingga Covid-19 dapat segera menghilang.

"Dengan begitu akan menumbuhkan kepercayaan diri kepada dunia usaha, sehingga perekonomian dapat kembali pulih," ujar Suhariyanto. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler