PALEMBANG - Hasil survei Institut Ilmu Alquran (IIA) Jakarta menyebutkan bahwa 65 persen umat Islam di Indonesia ternyata masih buta aksara Alquran. Perwakilan Cinta Alquran Sumatera Selatan (sumsel), Muhammad Jamhur, mengatakan, 35 persennya hanya bisa membaca Alquran saja, sedangkan yang membaca dengan benar hanya 20 persen.
"Ini secara keseluruhan, kalau untuk data di Sumsel belum bisa diketahui, tapi kemungkinan besar jumlahnya tidak jauh berbeda," kata Jumhur seperti diberitakan Sumatera Ekspres (JPNN Grup), Minggu (7/7).
Ditambahkan, kalau memang banyak umat Islam yang mengerti, akan tercermin dalam tingkah laku kesehariannya. "Tapi saat ini hal tersebut sangat jauh sekali. Karena maksiat masih saja merajalela, begitupun dengan prilaku keji lainnya," bebernya.
Ditambahkan Jumhur, banyak faktor yang menyebabkan banyaknya jumlah umat muslim yang belum bisa memahami alquran, seperti, faktor kesibukan, faktor malu, faktor lingkungan dan sistem pengejarannya yang rumit.
Untuk itu, pihaknyamengajak para umat muslim untuk mengikuti kegiatan training TIKROR, bisa menerjemahkan Alquran secara cepat dan mudah hanya dalam waktu delapan jam." Training ini sudah dilakukan di 14 kota dan Alhamdulillah berhasil, yang langsung didampingi ustad Boni Salehuddin dari Cinta Alquran Pusat," ungkapnya.
Bahkan cara ini sangat efektif untuk dilakukan saat memasuki bulan suci yang akan datang, sehingga akan menambah nilai ibadah di akhirat kelak, karena kalau melihat metode ini sebenarnya kosakata dalam alquran ini banyak terdapat dalam Surat Al-Baqarah yang dirumuskan terdapat 3264 kosakata atau 79 persen.
Ia berharap melalui kegiatan ini, mudah-mudahan akan dapat mengurangi jumlah masyarakat muslim yang butah aksara alquran, serta dapat memacu agar terus belajar memahami alquran sampai kapanpun. Apalagi belajar tidak memandang usia, siapa saja bisa asalkan ada kemauan.(Un/fuz/jpnn)
"Ini secara keseluruhan, kalau untuk data di Sumsel belum bisa diketahui, tapi kemungkinan besar jumlahnya tidak jauh berbeda," kata Jumhur seperti diberitakan Sumatera Ekspres (JPNN Grup), Minggu (7/7).
Ditambahkan, kalau memang banyak umat Islam yang mengerti, akan tercermin dalam tingkah laku kesehariannya. "Tapi saat ini hal tersebut sangat jauh sekali. Karena maksiat masih saja merajalela, begitupun dengan prilaku keji lainnya," bebernya.
Ditambahkan Jumhur, banyak faktor yang menyebabkan banyaknya jumlah umat muslim yang belum bisa memahami alquran, seperti, faktor kesibukan, faktor malu, faktor lingkungan dan sistem pengejarannya yang rumit.
Untuk itu, pihaknyamengajak para umat muslim untuk mengikuti kegiatan training TIKROR, bisa menerjemahkan Alquran secara cepat dan mudah hanya dalam waktu delapan jam." Training ini sudah dilakukan di 14 kota dan Alhamdulillah berhasil, yang langsung didampingi ustad Boni Salehuddin dari Cinta Alquran Pusat," ungkapnya.
Bahkan cara ini sangat efektif untuk dilakukan saat memasuki bulan suci yang akan datang, sehingga akan menambah nilai ibadah di akhirat kelak, karena kalau melihat metode ini sebenarnya kosakata dalam alquran ini banyak terdapat dalam Surat Al-Baqarah yang dirumuskan terdapat 3264 kosakata atau 79 persen.
Ia berharap melalui kegiatan ini, mudah-mudahan akan dapat mengurangi jumlah masyarakat muslim yang butah aksara alquran, serta dapat memacu agar terus belajar memahami alquran sampai kapanpun. Apalagi belajar tidak memandang usia, siapa saja bisa asalkan ada kemauan.(Un/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buruh Sawit Tuntut Kenaikan Upah
Redaktur : Tim Redaksi