jpnn.com, JAKARTA - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia memiliki temuan terkait Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep.
Seperti diketahui, Kaesang Pangarep terjun ke politik dengan menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
BACA JUGA: Survei Indikator Catat Tren Elektabilitas Ganjar Pranowo Makin Menanjak
Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan dari temuan riset yang ia lakukan, publik tak meyakini jika kehadiran Kaesang di PSI ada campur tangan Presiden Jokowi.
“Publik lebih banyak menganggap bergabunganya Kaesang ke PSI merupakan keputusan pribadi, angkanya mencapai 43.5 persen,” kata Burhanudin saat memaparkan hasil survei bertajuk ‘Pergeseran Dukungan Partai dan Capres Jelang Pendaftaran Capres dan Cawapres 2024’ secara virtual, Jumat (20/10).
BACA JUGA: Survei Indikator: Publik Nilai Golkar dan PAN Dukung Prabowo Bukan Arahan Jokowi
Burhanuddin menuturkan, penilaian responden adanya campur tangan Jokowi ke Kaesang persentase angkanya 33,9 persen. Sehingga,l temuan ini menandakan lebih banyak masyarakat yang menilai kehadiran Kaesang di PSI sebagai keputusan pribadi, tak berhubungan dengan Jokowi.
“Hal ini kemungkinan yang mendorong publik lebih banyak yang tidak setuju bahwa dibalik bergabungnya Kaesang ke PSI, menandakan sedang ada hubungan yang kurang baik antara Jokowi dengan Megawati,” ungkapnya.
Burhanudin melanjutkan, pihaknya juga melihat tingginya popularitas publik terhadap Kaesang sebesar 70,2 persen, dengan tingkat kedisukaannya mencapai 74,9 persen.
Tingginya popularitas dan kedisukaan Kaesang juga membuat elektabilitas PSI terdongkrak. Selain itu responden juga setuju dengan keputusan tersebut Kaesang bergabung ke PSI.
“Bergabungnya Kaesang ke PSI, sangat potensial mendongkrak dukungan terhadap PSI. Jika disebutkan Kaesang saat ini adalah Ketua Umum PSI, maka dukungan terhadap PSI naik lebih dari dua kali lipat, menjadi sekitar 2,4 persen. Terlebih pada kelompok yang tahu Kaesang, dukungan terhadap PSI sekitar 3 persen,” jelas Burhanuddin.
Adapun, survei dilakukan dalam rentang 2-10 Oktober 2023, melibatkan 1,200 responden dengan over sampel di 12 provinsi, sehingga totalnya menjadi 4.300 responden.(mcr8/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra