Survei IPO: Anies Baswedan Paling Populer Jadi Cawapres versi Kepala Daerah

Jumat, 13 Maret 2020 – 20:17 WIB
Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI. Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia Political Opinion (IPO), menyebut bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan kandidat paling populer menjadi calon wakil presiden versi kepala daerah. Selain Anies, ada juga Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil dan Khofifah Indar Parawangsa menyusul.

Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mengatakan, Anies meraih popularitas tertinggi dengan angka 92,4 dan elektabilitas tertinggi 17,6. Sementara, popularitas Ganjar Pranowo sebesar 74,5 persen dengan elektabilitas 6,9 persen.

BACA JUGA: Survei Cyrus Network: Elektabilitas Ganjar Mengalahkan Anies Baswedan

"Secara popularitas Ganjar Pranowo di bawah Anies Baswedan, tetapi potensi keterusungannya di Capres jauh melebihi dari Anies Baswedan," kata dia saat merilis hasil survei di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (13/3).

Sementara itu, popularitas Ridwan Kamil sebesar 67,1 persen dengan elektabilitas 6,7 persen, dan Khofifah Parawansa sebesar 57,5 persen dengan elektabilitas 5,4 persen.

BACA JUGA: Analisis Kang Ujang soal Alasan Gubernur Anies Tunda Formula E

Menurut Dedi, meski Anies populer sebagai Cawapres, tetapi popularitasnya sebagai capres masih rendah. Dari segi ketokohan Capres, Anies meraih angka 23 persen. Anies masih kalah dari Ganjar Pranowo (72,5 persen), Ridwan Kamil (32,8 persen), dan Khofifah (25 persen).

Adapun dari ketokohan Cawapres, Anies paling besar dengan prosentase 77 persen, diikuti Khofifah dengan 75 persen, Ridwan dengan 67,2 persen, dan Ganjar dengan 27,5 persen.

BACA JUGA: Anies Harus Jelaskan Berapa Kerugian DKI Akibat Penundaan Formula E

Secara umum dari klaster tokoh baru, popularitas Anies berada di urutan kelima dengan prosentase 26,9 persen. Ia berada di bawah Sandiaga Uno (88 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (84,6 persen), Tito Karnavian (47,3 persen), dan Ridwan Kamil (45 persen).

Dedi menambahkan catatan untuk konstelasi 2024. Dia menyebut, kontestasi 2024 masih memungkinkan adanya isu identitas. Hal ini terlihat dari lamanya durasi sentimen identitas yang tetap mengemuka hingga saat ini meskipun Pemilu 2019 telah usai.

"Dengan kondisi tersebut, maka dua kata kunci ini menjadi penting; Jawa dan non-Jawa sebagai rumusan pasangan Capres dan Cawapres," ujar Dedi.

Survei IPO ini menggunakan metodologi pruposive sampling dengan responden 1.600 orang dari 27 provinsi. Margin of error 4,5 dengan tingkat kepercayaan 97 persen minimum 92 persen. (tan/jpnn) 


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler