Survei LKPI: Elektabilitas Dendi-Alif Ungguli Petahana & Paslon Independen di Pilkada Kukar

Sabtu, 12 Oktober 2024 – 15:36 WIB
Survei LKPI menunjukkan elektabilitas Dendi-Alif menggungguli petahana maupun paslon independen di Pilkada Kukar 2024. Ilustrasi. Foto by: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, TENGGARONG - Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) melakukan survei Pilkada Kutai Kartanegara (Pilkada Kukar).

Survei dilakukan pada periode 27 September hingga 1-9 Oktober 2024. 

BACA JUGA: Survei LKPI: Elektabilitas 53,7 Persen, Dendi Suryadi-Alif Potensi Menang di Pilkada Kukar

Direktur LKPI Togu Lubis mengatakan penarikan sampel survei dilakukan dengan menggunakan metode multistage random sampling.

"Ini terbukti efektif dalam memperoleh data yang representatif," katanya Togu dalam keterangannya, Sabtu (12/10). 

BACA JUGA: Dendi Suryadi Unggul Dalam Survei JJI Sebagai Bakal Cabup Kukar 2024

Proses pengambilan dan analisis data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner yang telah disusun secara sistematis.

Kuesioner tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan relevan yang dirancang untuk menggali pandangan serta pilihan responden terhadap pasangan calon yang berkompetisi dalam Pilkada.

BACA JUGA: Survei TBRC: Masyakarat Kukar Ingin Dipimpin Sosok Dendi Suryadi

Hasil survei menunjukkan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kukar Dendi Suryadi dan Alif Turiadi memiliki elektabilitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan kandidat lainnya.

Elektabilitas pasangan ini mencapai 54,7 persen, menjadikannya pemimpin dalam survei. 

"Sementara itu, pasangan Edi Damansyah dan Rendi Solihin yang merupakan petahana hanya memperoleh elektabilitas sebesar 26,6 persen," sebut Togu.

Lalu, pasangan calon (paslon) independen Awang Yacoub Luthman dan Ahmad Zais mendapatkan elektabilitas sebesar 2,6 persen.

"Sebanyak 16,1 persen responden tidak memberikan jawaban," imbuhnya.

Untuk mendalami preferensi masyarakat lebih lanjut, kata Togu, survei juga melibatkan kuesioner yang menyertakan nama dan gambar ketiga pasangan calon.

Responden diminta untuk menyatakan pilihan mereka seandainya Pilkada diadakan hari ini. 

"Hasil tabulasi data menunjukkan  pasangan Dendi Suryadi dan Alif Turiadi dipilih oleh 60,8 persen responden," ungkapnya.

Sementara itu, lanjut dia, Edi Damansyah dan Rendi Solihin dipilih sebanyak 31,4 persen.

Paslon  independen Awang Yacoub dan Ahmad Zais dipilih sebanyak 3,1 persen, sedangkan 4,7 persen responden menyatakan tidak memilih.

Lebih jauh hasil survei memperlihatkan tingkat kesukaan masyarakat terhadap pasangan Dendi Suryadi dan Alif Turiadi yang mencapai angka 78,8 persen.

Di sisi lain, tambah Togu, pasangan Edi Damansyah dan Rendi Solihin memperoleh tingkat kesukaan sebesar 51,9 persen, sedangkan pasangan Awang Yacoub dan Ahmad Zais mendapatkan 29,6 persen. 

Tingkat kesukaan yang tinggi terhadap Dendi Suryadi dan Alif Turiadi mengindikasikan keduanya dianggap sebagai kandidat yang lebih disukai oleh masyarakat.

Ia menilai rendahnya tingkat keterpilihan Edi Damansyah, yang telah menjabat sebagai Bupati Kukar selama dua periode menunjukkan adanya korelasi dengan tingkat persetujuan (approval rating) yang hanya mencapai 28,2 persen. 

"Sebanyak 71,8 persen masyarakat Kukar menyatakan ketidakpuasan terhadap kinerja pasangan petahana ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi oleh petahana dalam mempertahankan dukungan masyarakat," jelasnya. 

Temuan survei juga menunjukkan  81,6 persen masyarakat Kukar menilai Edi Damansyah dan Rendi Solihin gagal dalam membangun sektor pertanian.

Togu mengungkapkan banyak petani mengeluhkan berbagai masalah, seperti infrastruktur pertanian yang belum memadai, akses yang sulit terhadap pupuk.

Keluhan lainnya adalah soal kurangnya pembangunan jalan usaha tani dan jalan desa yang diperlukan untuk mendukung program pertanian.

"Selain itu, distribusi kebutuhan air bersih kepada masyarakat masih dianggap sangat kurang," tambah Togu.

Bukan hanya itu, imbuh Togu, sekitar 69,7 persen masyarakat mengungkapkan kesulitan dalam memperoleh bahan bakar minyak (BBM) yang dibutuhkan untuk peralatan pertanian, di samping mengalami keterbatasan pasokan pupuk dan alat pertanian.

"Masalah-masalah ini menjadi faktor penting yang memengaruhi persepsi masyarakat terhadap kinerja pemerintah daerah," katanya. 

Survei juga mencatat 74,6 persen masyarakat Kukar menjadikan media sosial sebagai sumber informasi utama dalam menentukan pilihan kepala daerah.

Sementara itu, 71,6 persen responden mengandalkan obrolan dengan teman, keluarga, dan kerabat sebagai sumber informasi yang signifikan. 

"Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi informal tetap menjadi faktor penting dalam proses pengambilan keputusan pemilih," kata Togu lagi.

Dia merincikan yingginya elektabilitas Dendi Suryadi dan Alif Turiadi dapat dijelaskan melalui beberapa faktor.

Pertama, tingkat kesukaan masyarakat yang sangat tinggi, mencapai 78,8 persen.

Selain itu, survei mencatat  70,2 persen masyarakat Kutai Kartanegara berharap adanya pemimpin baru yang dapat membawa perubahan.

"Dua faktor ini menjadi alasan kuat yang mendasari tingginya elektabilitas pasangan Dendi Suryadi dan Alif Turiadi," paparnya. 

Dijelaskan, hasil survei ini mencerminkan perubahan sentimen yang signifikan di kalangan masyarakat Kutai Kartanegara.

Di mana pasangan calon Dendi Suryadi dan Alif Turiadi dianggap sebagai simbol harapan masyarakat untuk memperoleh pemimpin yang dapat memberikan inovasi dan perubahan yang dibutuhkan. 

Secara keseluruhan, lanjutnya, masyarakat tampaknya menginginkan seorang pemimpin yang mampu memberikan solusi nyata bagi tantangan yang dihadapi daerah.

Hal itu terutama dalam bidang pertanian dan infrastruktur, guna meningkatkan kualitas hidup mereka.

Jumlah sampel yang terlibat dalam survei ini mencapai 1.400 responden, yang tersebar di 18 kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Survei ini memiliki margin of error sebesar ±2,62 persen, dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

"Angka ini menunjukkan  hasil survei dapat diandalkan untuk menggambarkan preferensi pemilih di wilayah tersebut," tegas Togu.

Pengamat politik Nahdaltul Ulama Rikal Dikri menilai hasil survei ini menyatakan Edi Damansyah dan Rendi Solihin sebagai pasangan calon petahana sangat rapuh.

"Sangat berpotensi dikalahkan," ujar Rikal. 

Menurut Rikal, ada sejumlah indikator mengapa petahana bisa kalah.

Pertama, kesukaan pemilih terhadap petahana di bawah 55 persen dari pemilih yang kenal kepada petahana.

Kedua, kepuasaan terhadap kinerja Edi Damansyah-Rendi Solihin sebagai bupati dan Wakil bupati di bawah 30 persen. 

"Ketiga, pemilih yang ingin Edi Damansyah - Rendi Solihin kembali menjabat sebagai bupati dan wakil bupati periode berikut hanya di bawah 35 persen," sebut Rikal. (mar/jpnn)


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler