jpnn.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network Denny JA menyatakan elektabilitas Abner Reinal Jitmau selaku bakal calon wali kota Sorong paling tinggi mengungguli tujuh kandidat lain yang telah mendaftar ke sejumlah partai politik.
Berdasarkan hasil survei LSI Denny JA, elektabilitas Abner tercatat 14 persen, disusul kompetitor terberatnya, Petronela Kambuaya dengan angka 13 persen.
BACA JUGA: Survei LSI: Elektabilitas Zulkieflimansyah Menjelang Pilgub NTB Tak Menggembirakan
Kandidat selanjutnya, Auguste Sagrim (12 persen), Septinus Lobat (10 persen), Ferdinand Risamasu (6,3 persen), Barbalina Osok (2,7 persen), Dance Sangkek (2 persen) dan Silas Ongge Kalami (2 persen).
Survei LSI Denny JA terkait preferensi pemilih Kota Sorong terhadap sejumlah calon wali kota, yang akan berkontestasi pada Pilkada November 2024 mendatang, sebagaimana dirilis ke media pada Kamis (13/6).
BACA JUGA: PKB DKI Buka Kemungkinan Usung Anies - Kaesang di Pilgub Jakarta 2024
Survei dilakukan pada 21-30 Mei 2024 dengan metode multistage random sampling, melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terhadap 300 responden dengan margin of error 5,8 persen.
“Meski Abner Jitmau sudah mengungguli tujuh kandidat lainnya, secara elektabilitas belum masuk dalam kategori aman. Dia masih harus bekerja ekstra menaikkan posisi elektabilitasnya lebih tinggi lagi,” kata Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah.
BACA JUGA: ASN BP3MI Riau Ini Terlibat Narkoba, Ditangkap saat Bersama Pemandu Karaoke, Alamak
Dia menerangkan bahwa tiga kandidat di bawah Abner jarak elektabilitasnya masing-masing masih dalam margin of error, sehingga mereka berpotensi menyalip Abner.
"Kalau dilihat dari margin of error yang 5,8 persen, sebenarnya masih belum bisa disimpulkan siapa pemenangnya," ucap Toto.
Walakin, bila bicara peluang, dia menilai Abner lebih berpotensi untuk menang karena tingkat pengenalannya yang masih rendah, sementara kesukaan terhadapnya cukup tinggi.
Berdasar pengalaman survei LSI Denny JA, menurut Toto, kandidat yang berkategori moncer idealnya berbanding lurus antara pengenalan dan kesukaan.
“Dalam arti, rata-rata orang kenal mengaku suka. Yang bahaya adalah kandidat yang berkategori pengenalan tinggi tetapi kesukaan rendah,” lanjutnya.
Toto mengatakan masih lumayan kandidat yang pengenalan rendah, tetapi kesukaan terhadap figur tersebut tinggi, sehingga lebih mudah menyodorkan untuk dipilih.
"Tinggal PR (pekerjaan rumah, red) besarnya bagaimana kandidat yang seperti itu mendongkrak pengenalan lebih masif, karena bahan untuk disukai dan dipilihnya kuat,” ujar Toto.
Berdasarkan catatan hasil survei LSI Denny JA di Kota Sorong, Abner yang juga anggota DPRD dari PDIP itu masuk dalam kategori kandidat yang masih bisa mendongkrak pengenalannya.
Adapun tingkat pengenalan Abner baru 57,3 persen. Angka itu kalah dengan pengenalan terhadap Petronale yang sudah mencapai 77 persen.
“Ini artinya, kalau Pak Abner bisa mendongkrak pengenalan sampai 80 persen, apalagi 90 persen, elektabilitasnya sangat potensial meninggalkan jauh kandidat lain," kata Toto.
Dia menambahkan dengan bekal kesukaan yang tinggi, yakni 66 persen, ditambah dengan elektabilitas teratas, maka Abner dinilai bisa lebih moncer di Pilkada Kota Sorong.
"Terlebih lagi, dari data survei itu, ada soft suporter yang sering disebut lahan tak bertuan cukup tinggi, yaitu 51 persen," ungkap Toto.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam