Survei Membuktikan: Makin Banyak Publik Pengin PSBB Dihentikan

Selasa, 21 Juli 2020 – 16:20 WIB
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Publik menilai kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah saatnya dihentikan. Pasalnya, PSBB di mata publik justru menjadi penghambat perekonomian.

Hal itu terungkap dari survei bertitel Perubahan Opini Publik Terhadap COVID-19: dari Dimensi Kesehatan ke Ekonomi? yang dilakukan lembaga Indikator Politik Indonesia terhadap terhadap 1.200 responden pada 13-16 Juli 2020.

BACA JUGA: Diskotek Diam-Diam Beroperasi di Masa PSBB, Terbongkar Gegara Sepatu Wanita

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, ada 60,6 persen responden  yang menilai  PSBB sudah cukup dan dihentikan agar ekonomi bisa berjalan. Adapun  34,7 persen responden lainnya menilai kebijakan PSBB sebaiknya dilanjutkan untuk mengatasi penyebaran coronavirus disease 2019 (COVID-19).

"Kemudian 4,7 persen tidak menjawab pertanyaan terkait PSBB, sedangkan 60,6 persen itu masyarakat meminta PSBB sudah cukup," kata Buhanuddin dalam paparan hasil surveinya secara virtual, Selasa (21/7).

BACA JUGA: Mau Pulihkan Ekonomi di Masa Pandemi? Jawa Adalah Kunci!

Angka responden yang menginginkan PSBB dihentikan itu meningkat tajam jika dibandingkan survei Indikator pada Mei 2020. Kala itu, hanya 43,1 persen responden yang menilai kebijakan PSBB sudah cukup dan bisa dihentikan agar ekonomi bisa berjalan.

Sementara 50,6 persen responden lainnya menilai kebijakan PSBB sebaiknya dilanjutkan agar penyebaran COVID-19) bisa diatasi. Kemudian 6,3 persen tidak menjawab pertanyaan terkait PSBB.

BACA JUGA: Burhanuddin Muhtadi Laporkan 4 Akun di Medsos Ini ke Bareskrim Polri

Namun, survei terkini Indikator Politik Indonesia menunjukkan situasi jauh berbeda. Sebab, ada perubahan luar biasa soal pandangan publik atas PSBB.

"Sekarang peta berubah sekali. Kalau cek di sini ada perubahan luar biasa, yang sebelumnya dua bulan lalu itu meminta PSBB dilanjutkan, mayoritas sekarang justru menjadi minoritas," beber dia.

Di sisi lain, publik menilai perekonomian Indonesia secara nasional tidak baik-baik saja pada 2020 atau selama pandemi COVID-19. Survei Indikator memperlihatkan 57 persen responden menganggap kondisi ekonomi nasional dalam keadaan buruk.

Kemudian 12,2 persen responden menilai keadaan ekonomi Indonesia sangat buruk selama pandemi. "Jadi, total ada kurang lebih sekitar hampir 70 persen masyarakat yang mengatakan kondisi ekonomi nasional buruk atau sangat buruk," kata Burhanuddin.

Hanya 9,7 persen responden yang menilai perekonomian nasional Indonesia dalam keadaan baik. Selanjutnya ada 19,6 responden yang menilai ekonomi Indonesia dalam konsisi sedang, sementara 1,4 persen tidak menjawab.

Sebagai informasi, Indikator melakukan survei pada 13-16 Juli 2020 terhadap 1.200 responden melalui sambungan telepon. Indikator menggunakan metode simple random sampling dengan margin of error sekitar 2,9 persen pada tinggkat kepercayaan 95 persen.(mg10/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler