jpnn.com, JAKARTA - Lembaga survei Poltracking Indonesia merilis peta kekuatan elektoral calon gubernur dan wakil gubernur (cagub-cawagub) Sumatera Barat.
Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei pada 25–30 November 2020 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling.
BACA JUGA: Pilkada 2020 jadi Momentum Emas Masyarakat, URINDO Ajak Warga Jangan Golput
"Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1200 responden dengan margin of error +/- 2.8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen," kata Manajer Riset Poltracking Indonesia Masduri, Sabtu (5/12).
Masduri menuturkan, klaster survei ini menjangkau 19 kabupaten/kota di seluruh Sumatera Barat secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir.
BACA JUGA: Hari Pencoblosan Pilkada di Depan Mata, Bawaslu Sebut PR KPU Belum Selesai
Sedangkan stratifikasi survei adalah proporsi jenis kelamin pemilih. "Metode sampling ini meningkatkan representasi seluruh populasi pemilih secara lebih akurat," katanya.
Pengumpulan data, lanjut Masduri, dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terhadap responden yang telah terpilih secara acak.
Masduri mengemukakan setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu kelurahan terpilih.
Tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur poularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat dan mengukur potensi partisipasi dan kemantapan pemilih.
Hasilnya, Masduri menuturkan, survei menemukan tingkat popularitas Nasrul Abit (86,6 persen) menjadi kandidat dengan popularitas paling tinggi dibandingkan kandidat lainnya, diikuti Mulyadi (83,9 persen), Mahyeldi Ansharullah (82,6 persen), Ali Mukhni (66,0 persen), Indra Catri (54,6 persen), Fakhrizal (54,3 persen), Audy Joinaldy (53,6 persen), dan Genius Umar (48,6 persen).
Kemudian yang kedua, katanya, survei menunjukkan bahwa berdasarkan pertanyaan dengan simulasi surat suara, pasangan Mulyadi–Ali Mukhni dengan angka elektabilitas sebesar (37,2 persen), menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan pasangan calon lainnya.
Ketiga, survei ini menemukan tingkat pengetahuan publik terhadap pilkada serentak Sumatera Barat sebesar (91,7 persen), masih ada sebagian publik (2,9 persen) yang tidak mengetahui Pilkada Sumatera Barat 2020.
"Pada pilkada Provinsi Sumatera Barat (60,9 persen) Desember nanti, sebanyak (12,2 persen) belum pasti mencoblos, dan (2,9 persen) tidak akan mencoblos," katanya.
Sementara publik yang sudah mantap dengan pilihannya (77,0 persen) pemilih dan yang masih mungkin mengubah pilihannya (13,2 persen).
"Jika tidak ada perubahan peta politik signfikan, kemungkinan besar Mulyadi-Ali Mukhni akan unggul pada hasil Pilkada Sumatera Barat 2020," katanya. (cuy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan