jpnn.com, JAKARTA - CEO Point Indonesia, Karel Harto Susetyo menyampaikan hasil temuan risetnya untuk membaca potensi keterpilihan 3 paslon yang tengah berkompetisi dalam Pilpres 2024.
Dari hasil temuannya, Karel menyebut bahwa paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mendapati persentase tertinggi jauh dari dua rivalnya, yakni Anies-Imin maupun Ganjar-Mahfud sekalipun.
BACA JUGA: Survei PSI: Pemilih Jokowi Lebih Loyal ke Prabowo-Gibran di 2024
Bahkan kata Karel, paslon nomor urut 02 cenderung memiliki kecenderungan peluang sangat besar untuk menang satu putaran saja jika melihat nilai persentase elektabilitasnya.
"Tingkat probabilitas pemilu untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden akan berlangsung sekali putaran tinggi, di mana pasangan calon nomor urut 02 tampil dengan tingkat elektabilitas 52,9 persen," kata Karel dalam rilis surveinya pada hari Rabu (31/1).
BACA JUGA: Hasil Survei Terbaru: Elektabilitas PSI Mengejutkan, Bandingkan dengan PKS
Sementara itu, untuk paslon nomor urut 01 yakni Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar mendapatkan 22,7%. Kemudian untuk paslon nomor urut 03 Ganjar-Mahfud berada di 19,1%. Lantas untuk undecided voters saat riset ini dilakukan adalah 5,3%.
Dari penjelasan Karel, ada catatan yang perlu diperhatikan oleh paslon nomor urut 03, di mana ada migrasi besar-besaran terjadi di simpatisan mereka. Lantas migrasi dukungan tersebut justru melemahkan mereka dan menambah kekuatan paslon lain.
BACA JUGA: Survei IDM: Elektabilitas Prabowo-Gibran Sudah Tembus 57,1 Persen
"Paslon nomor urut 01 Anies-Muhaimin menempati posisi kedua namun bukan karena adanya penambahan dukungan tetapi lebih kepada migrasi besar-besaran dukungan terhadap paslon nomor urut 03 ke nomor urut 02," tutur Karel.
Lantas, potensi kemenangan satu putaran ini menurut Karel tidak muluk-muluk. Sebab, masih dalam data risetnya, mayoritas responden sudah menetapkan bahwa pilihan mereka sudah sangat bulat.
Yang mana, 79,9% responden menyatakan sudah mantab untuk menentukan pilihannya dan kecenderungan tidak berubah mengingat waktu pencoblosan masih 15 hari lagi dari saat ini. Sementara yang masih bisa saja berubah di last minutes ada 18,1%. Lalu yang tidak menjawab atau tidak tahu hanya 2%.
"Strong voters tinggi dan swing voters rendah. Saat ini perolehan elektabilitas Prabowo-Gibran yang tampak dari survei ini kemungkinan tidak akan memengaruhi posisi nomor urut 02. Bahkan bila swing voters dan undecided voters diberikan seluruhnya ke paslon nomor urut 01 dan 03 sekalipun," terangnya.
Ada beberapa aspek yang ditemukan di dalam survei yang dilakukan Point Indonesia, di mana keberadaan Gubernur Jawa Tengah Khofifah Indar Parawansa yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU hingga Menteri BUMN Erick Thohir yang mendukung Prabowo Gibran menjadi salah satu faktornya.
Apalagi baru-baru ini, politisi senior PDIP yang dekat dengan kalangan muda, Maruarar Sirait keluar dari kandang banteng dan memilih memihak kepada Prabowo Gibran dalam kontestasi politik elektoral.
"Arus migrasi pemilih swing voters ini disamping dipicu oleh banyak bergabungnya vote getters Khofifah Indar Parawansa, Erick Thohir dan kelompok relawannya, Maruarar Sirait dan vote getters lainnya ke dalam blok 02," paparnya.
Ditambah lagi menurut Karel adalah cara-cara politik paslon 01 dan 03 termasuk relawan dan simpatisannya yang lebih aktif menyerang 02 ketimbang mengunggulkan program kerjanya menjadi pemicu mengapa elektabilitas Prabowo Gibran melejit, sementara kedua paslon lain cenderung turun dan stagnasi.
"Blunder yang dihasilkan oleh paslon 01 dan 03 termasuk timsesnya yang tidak solid," imbuhnya.
Dan faktor terakhir menurut Karel adalah cara politik paslon 02 yang lebih aktif melakukan sosialisasi program kerja ketimbang disibukkan melakukan serangan ke lawan politik.
Bagi Karel, cara politik seperti ini yang banyak disukai oleh responden ketimbang cara-cara yang dilakukan 01 maupun 03.
"Narasi kampanye yang tidak menyerang kompetitor, optimistis, menawarkan program yang lebih realistis dengan masa depan rakyat yang lebih baik dan lebih mengutamakan persatuan dan engangement semua kelompok, dipandang sebagai narasi yang memiliki kekuatan menaikkan dukungan," tukasnya.
Sekadar diketahui, bahwa survei Point Indonesian tersebut dilakukan dalam rentang waktu 26 - 28 Januari 2024 dengan melibatkan 1.500 responden dengan teknis sampling tele survei random digital dialing.
Seluruh responden yang dihubungi oleh surveyor memiliki kriteria sebagai pemilih, yakni minimal usia 17 tahun dan atau sudah menikah, serta warga negara Indonesia (WNI). Hasil dari survei tersebut adalah margin of error (MoE) sebesar 2,53% dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. (dil/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : JPNN.com