Survei Polmatrix: Elektabilitas PAN dan PKS Merosot, PSI Kembali Naik

Rabu, 25 Januari 2023 – 20:55 WIB
Survei terbaru Polmatrix Indonesia menunjukkan PDIP tetap unggul dengan elektabilitas 18,1 persen, disusul Gerindra sebesar 11,7 persen dan Demokrat 10,5 persen. Foto: dok Polmatrix

jpnn.com, JAKARTA - Survei terbaru Polmatrix Indonesia menunjukkan PDIP tetap unggul dengan elektabilitas 18,1 persen, disusul Gerindra sebesar 11,7 persen dan Demokrat 10,5 persen.

Tampaknya, memasuki awal tahun 2023, tidak ada perubahan signifikan dalam peta dukungan terhadap partai politik.

BACA JUGA: Survei LSI: Elektabilitas PDIP Mencapai 21,9 Persen

Di urutan berikutnya, ada Golkar (8,5 persen), PKB (8,0 persen), dan PSI (5,7 persen). Sepanjang tahun 2022 tren kenaikan dialami oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI), ketika partai-partai lain cenderung mengalami fluktuasi.

Sementara itu PKS justru mengalami tren penurunan elektabilitas, kini sebesar 4,2 persen, atau mendekati ambang batas parlemen 4 persen.

BACA JUGA: Survei LSI: Kepuasan Publik Terhadap Kinerja Jokowi Capai 76 Persen

Penurunan juga dialami oleh PAN, setelah sebelumnya sempat naik pada survei bulan Oktober 2022, kini menjadi 1,8 persen.

“Elektabilitas PAN dan merosot, sedangkan PSI mengalami tren kenaikan sepanjang tahun 2022 hingga awal tahun 2023,” ungkap Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto dalam press release di Jakarta pada Rabu (25/1).

BACA JUGA: Hasil Survei: Penolakan Terhadap Tokoh ini Maju di Pilpres 2024 Sangat Tinggi

Menurut Dendik, turunnya elektabilitas PKS berbanding terbalik dengan pencapaian Demokrat sebagai sama-sama partai oposisi atau di luar pemerintah.

Elektabilitas Demokrat berhasil menembus dua digit dan memantapkan diri pada posisi tiga besar.

“Merosotnya elektabilitas PKS dapat diartikan sebagai kegagalan strategi partai oposisi tersebut dalam mendulang dukungan publik,” tegas Dendik. Selama ini PKS cenderung mengambil sikap selalu bertentangan dengan kebijakan yang diambil pemerintah.

“Sebetulnya Demokrat juga melakukan hal serupa, tetapi menempatkan diri sebagai oposisi yang moderat, atau bisa berkompromi pada sejumlah hal,” Dendik menjelaskan. Rivalitas antara PKS dan Demokrat juga tecermin pada buntunya koalisi pengusung Anies Baswedan.

PKS mengusulkan nama-nama untuk mendampingi Anies sebagai calon wakil presiden, dari mantan gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan hingga gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Demokrat bersikukuh memajukan ketua umumnya Agus Harimurti Yudhoyono.

Di sisi lain PKS juga menghadapi tantangan dari partai baru yang sering dianggap sebagai sempalan, yaitu Partai Gelora.

Demikian pula dengan PAN, yang harus memperhitungkan kehadiran Partai Ummat besutan Amien Rais.

Elektabilitas Partai Gelora tercatat sebesar 1,5 persen, sedangkan Partai Ummat 1,2 persen. Baik PAN, Gelora, maupun Ummat masih harus berjibaku dengan ambang batas parlemen, bersama dengan Nasdem (2,9 persen) dan PPP (2,2 persen).

Masih ada sejumlah partai baru dan non-parlemen lainnya yang berpotensi menggerus suara partai-partai lama di Senayan. Di antaranya ada Perindo (1,0 persen), Hanura (0,7 persen), PBB (0,3 persen), dan Garuda (0,1 persen).

PKN dan Partai Buruh masih nihil dukungan, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab sebanyak 21,3 persen. “Bertambahnya jumlah partai peserta pemilu juga membuat ceruk suara yang diperebutkan oleh partai-partai semakin sempit,” pungkas Dendik.

Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 10-18 Januari 2023 kepada 2.000 responden mewakili 34 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error survei sebesar ±2,2 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler