Survei Risetindo Barometer: Partai Buruh Berpeluang Lolos ke Senayan

Sabtu, 25 November 2023 – 22:33 WIB
Menurut survei terbaru, elektabilitas Partai Buruh terhadap prediksi suara sah nasional adalah 2,261%. Foto: dok pribadi for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Risetindo Barometer Asep Saepudin menerangkan temuan ilmiah yang didapati dari hasil survei yang dilakukannya dalam rentang periode 1-10 November 2023 kemarin.

Dalam rilis survei tersebut, diketahui nilai elektabilitas Partai Buruh terhadap prediksi suara sah nasional adalah 2,261%.

BACA JUGA: Said: Dukungan Partai Buruh Kepada Capres 2024 Tidak Melalui Koalisi, Nih Alasannya

Sehingga hanya membutuhkan 1,7% suara, agar bisa lolos Parliamentary Threshold 4%.

"Dengan nilai temuan elektabilitas sekitar 2,261% atau 2,3%, tentu Partai Buruh hanya membutuhkan 1,7% lagi, di sisa waktu yang ada untuk mengejar Parliamentary Threshold," ujar Asep, dalam konferensi pers di Kantor Exco Pusat Partai Buruh, di Jl. Pondek Gede, Kramatjati, Jakarta, pada Sabtu (25/11).

BACA JUGA: Di Depan Prabowo, Sekjen PBB Menyinggung Partai Buruh

Tentunya, hasil tersebut bak anomali bagi Partai Buruh yang selama ini selalu ditampilkan sebagai partai dengan nilai elektabilitas 0,0-0,1% dalam lembaga survei yang ada.

"Dan sekali lagi, survei ini dilakukan apa adanya. Sekaligus menunjukkan bahwa persepsi terhadap Partai Buruh tengah positif dan elektabilitas partai juga sudah baik," tambah Asep.

BACA JUGA: Partai Buruh Tolak Aturan Pengurus RT/RW Harus Mundur Jika Jadi Caleg

Sebelumnya, Presiden Partai Buruh Said Iqbal juga mengaku heran dengan apa yang telah ditunjukkan oleh lembaga survei bayaran terhadap partai yang dibesutnya.

Sebab, dengan keanggotaan mencapai 10 juta buruh, tidak mungkin nilai elektabilitas berkisar di angka 0,0-0,1%.

"Secara total anggota kami ada 10 juta. Tapi hasil survei yang disajikan oleh lembaga-lembaga survei yang ada selama ini menunjukkan bahwa elektabilitas Partai Buruh adalah 0,0-0,1%, tentu itu tidak masuk akal," ujar Said Iqbal beberapa waktu lalu.

Lembaga survei bayaran tersebut, lanjut Said Iqbal, sengaja membuat nilai elektabilitas Partai Buruh kecil.

Sebab, khawatir akan kehadiran Partai Buruh yang akan mampu mengambil ceruk suara dari kalangan masyarakat kecil.

"Partai Buruh secara otomatis akan menarik ceruk suara daripada partai-partai seperti PDI-P, Gerindra dan PKS, yang suaranya berasal dari buruh, tani dan nelayan," tambah Said Iqbal.

Said Iqbal pun yakin dengan temuan tersebut mendorong Partai Buruh untuk semakin giat dalam mengejar kekurangan di sisa elektabilitas.

Serta yakin, 1,7% suara mampu ditebus dalam sisa 3 bulan ke belakang.

"Kesimpulannya adalah jika Pemilu dilakukan pada hari ini, maka nilai elektabilitas Partai Buruh terhadap suara sah nasional adalah 2,261% atau 2,3%. Hanya membutuhkan 1,7% lagi menuju ambang batas parlemen," ujar dia.

Di sisi lain, Said Iqbal juga turut menjelaskan terkait posisi Partai Buruh dalam dukungan terhadap Capres-cawapres di Pilpres 2024.

Hingga kini, Partai Buruh adalah salah satu partai politik peserta pemilu yang belum memutuskan untuk memberikan dukungan.

"Partai Buruh adalah partai kelas. Sehingga segala sesuatu yang diputuskan harus berdasarkan keputusan bersama, sebab ini bukan partai segelintir orang maupun pemilik modal," ujar dia

Diketahui, Partai Buruh sendiri telah menggelar Rakernas dan Konvensi Partai dalam tahapan penentuan dukungan.

Sehingga menghasilkan 3 opsi dalam pemberian dukungan, yang akan dibawa ke Rapat Presidium dalam waktu dekat.

"Ada 3 opsi yang hadir dalam Rapat Presidium. Adapun yang pertama ialah memilih Prabowo, kemudian yang kedua memilih Ganjar atau yang ketiga memutuskan untuk tidak memilih keduanya."

"Tapi, dalam opsi ketiga, juga terdapat 2 opsi tambahan. Yakni 3 A, Partai Buruh memutuskan memilih salah satu Capres di putaran kedua. Atau 3 B, tidak sama sekali mendukung Capres-Cawapres dan hanya fokus pada pemenangan Caleg dari Partai Buruh," pungkas dia. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler