Survei Sun Life Indonesia: Perlunya Persiapan Finansial yang Matang untuk Masa Pensiun

Senin, 07 Oktober 2024 – 13:53 WIB
Kah Jing Lee, Chief Client Officer Sun Life Indonesia. Foto dok Sun Life

jpnn.com, JAKARTA - Studi terbaru Sun Life Asia yang berjudul Pensiun dalam Perspektif Masa Kini: Mempersiapkan Diri untuk Mewujudkan Hari Tua yang Tenang dan Sejahtera, mengungkap tantangan dan peluang dalam perencanaan pensiun di Asia.

Survei ini melibatkan 509 responden di Indonesia dan lebih dari 3.500 responden di berbagai negara Asia, termasuk Tiongkok, Hong Kong, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam.

BACA JUGA: Sun Life Indonesia & Bank Muamalat Hadirkan Asuransi Salam Hijrah Sejahtera

Tujuan survei ini untuk memahami aspirasi dan praktik perencanaan pensiun di kalangan masyarakat Asia.

Berikut hasil survei tersebut:

BACA JUGA: Minat Investor Crypto Meningkat, PINTU Perkuat Edukasi di UNAIR

1. Sebagian besar responden belum memiliki perencanaan pensiun yang matang

Studi ini mengungkapkan mayoritas responden belum siap secara finansial untuk menghadapi masa pensiun.

BACA JUGA: Petani Tembakau Mendesak Kemenkes Batalkan Rancangan Permenkes & Revisi PP 28/2024

Meskipun terdapat peningkatan keinginan untuk mencapai kemapanan finansial di usia senja, banyak individu menunda perencanaan pensiun hingga mendekati masa pensiun itu sendiri.

Data survei menunjukkan bahwa 67% responden baru akan mulai merencanakan dana pensiun dalam jangka waktu lima tahun atau kurang sebelum pensiun, sementara 19% lainnya sama sekali tidak memiliki rencana pensiun.

"Perubahan sosial dan peningkatan usia harapan hidup telah memengaruhi proses perencanaan masa pensiun di Asia. Survei kami menunjukkan bahwa meskipun kesadaran akan pentingnya kemapanan finansial di masa pensiun semakin meningkat, masih terdapat kesenjangan antara kesadaran dan aksi nyata masyarakat. Padahal, perencanaan pensiun yang dipersiapkan sedini mungkin adalah kunci untuk meraih hari tua yang sejahtera," ujar Kah Jing Lee selaku Chief Client Officer Sun Life Indonesia.

Meski mayoritas responden mengalokasikan setidaknya 10% dari pendapatan mereka untuk pensiun, sayangnya 27% responden tidak mengalokasikan dana khusus untuk pensiun, dan rata-rata responden hanya mengandalkan tabungan konvensional sebesar 23% untuk memenuhi kebutuhan finansial di hari tua.

Hal ini mengindikasikan perlunya peningkatan literasi keuangan masyarakat terkait pentingnya perencanaan pensiun yang komprehensif, termasuk diversifikasi aset ke dalam instrumen investasi yang lebih produktif.

2. Banyak pensiunan tidak menduga biaya hidup pasca pensiun akan lebih tinggi dan menyesal tidak mempersiapkannya sedini mungkin

Hal ini menjadi catatan penting bagi generasi mendatang, di mana 25% pensiunan mengaku tidak mempersiapkan anggaran pengeluaran untuk masa pensiun mereka, dan 11% tidak menduga bahwa biaya hidup akan jauh lebih tinggi dari perkiraan. Angka ini diprediksi akan terus meningkat seiring dengan inflasi yang semakin menekan.

Bagi mereka yang tidak menduga dan belum mempersiapkan diri, faktor utamanya adalah biaya hidup sehari-hari (80%) dan biaya kesehatan (53%).

Akibatnya, banyak dari mereka harus mengurangi pengeluaran (67%) dan mengurangi aset yang disiapkan untuk warisan (47%).

Sekitar 13% pensiunan menyatakan penyesalan atas keputusan keuangan yang mereka buat di masa muda, dengan alasan utama tidak berinvestasi dengan bijak (72%), diikuti oleh kurangnya tabungan (39%) dan tidak berkonsultasi dengan perencana keuangan (39%).

3. Generasi muda mulai menyesuaikan ekspektasi dengan menunda pensiun dan menabung lebih banyak

Menariknya, generasi muda semakin sadar akan tantangan finansial di masa mendatang dan mulai menyesuaikan ekspektasi mereka.

Pekerja saat ini memperkirakan akan pensiun pada usia rata-rata 65 tahun, lima tahun lebih lambat dibandingkan dengan usia rata-rata pensiunan saat ini, yang berhenti bekerja pada usia 60 tahun.

Sebanyak 37% penduduk yang berencana pensiun di usia lebih tua juga menyebutkan kenaikan biaya hidup adalah alasan utama mereka, dibandingkan dengan 28% pensiunan saat ini yang menunda pensiun karena alasan yang sama.

4. Pensiunan yang mempersiapkan hari tua optimis menghadapi masa pensiun dengan sejahtera, sedangkan mereka yang tidak mempersiapkan cenderung mengalami kesulitan

Survei mengungkapkan perbedaan mencolok antara dua kelompok: mereka yang merencanakan masa pensiun dengan matang sedini mungkin yang disebut Gold Star Planners, dan mereka yang tidak memiliki rencana pensiun sama sekali yang disebut Retirement Rebels.

Kelompok pertama merencanakan pensiun mereka lebih dari lima tahun sebelum pensiun tiba, menabung lebih dari 10% dari pendapatan mereka untuk pensiun, dan melengkapi perlindungan dengan produk asuransi hari tua.

Kekhawatiran terbesar terkait masa tua adalah masalah kesehatan dan penurunan fisik (60%), faktor-faktor yang dapat membahayakan pencapaian impian tersebut.

“Menjamin kesejahteraan populasi lanjut usia yang terus bertambah menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Meskipun kesehatan adalah pilar terpenting, hal ini juga erat kaitannya dengan kemapanan finansial, pekerjaan yang produktif, serta hubungan keluarga dan sosial yang harmonis. Saat ini, kami masih memiliki kesempatan untuk mendefinisikan kembali bagaimana masa pensiun yang tenang dan sejahtera. Dengan kata lain, perlu dilakukan edukasi proaktif agar generasi muda saat ini siap menghadapi masa pensiun dengan percaya diri melalui perencanaan keuangan yang matang,” papar Kah Jing.

Sun Life Indonesia menyediakan solusi finansial untuk mempersiapkan masa pensiun lebih dini melalui produk Sun Protekti Tepat untuk mendukung gaya hidup hemat atau frugal living, memberikan perlindungan jiwa yang komprehensif sekaligus mendorong menyisihkan dana untuk perencanaan masa depan dan pengelolaan uang yang bijak.

Sun Proteksi Tepat menawarkan beragam keunggulan produk, mulai dari proteksi yang terjangkau, pembayaran singkat selama 5 tahun dengan perlindungan maksimal hingga 20 tahun, serta fleksibilitas dalam menentukan pilihan perlindungan yang dapat disesuaikan dengan tujuan masa depan.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler