jpnn.com - JAKARTA - Elektabilitas yang tinggi menjadi beban bagi presiden terpilih Joko Widodo. Hal ini merupakan salah satu kesimpulan dari riset kualitatif terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dirilis hari ini (28/8).
Peneliti LSI Rully Akbar mengatakan, berdasarkan risetnya, 71,73 persen responden berkeyakinan bahwa Jokowi mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Adapun yang bersikap pesimis jumlahnya 14,11 persen. Sedangkan yang belum memutuskan sebesar 14,16 persen.
BACA JUGA: Wakapolri Bantah Mutasi Pati Bernuansa Politis
Menurut Rully, karena harapan yang besar ini maka publik pun akan lebih mudah merasa kecewa kepada Jokowi. "Ini buah simalakama bagi pemerintahan Jokowi-JK," ujar Rully di Kantor LSI, Jakarta, Kamis (28/8).
Rully mengatakan, Jokowi sebaiknya tidak meremehkan analisa ini. Sebab, ada pengalaman ketika kepercayaan publik terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turun drastis karena harapan mereka tidak terpenuhi.
BACA JUGA: Busyro Beberkan Korupsi Demokrasi dan Konstitusi dalam Pemilu
Berdasarkan data LSI, ketika baru terpilih untuk periode keduanya tahun 2009 silam, Presiden SBY mendapat kepercayaan 68,50 persen publik. Enam bulan kemudian, angka tersebut merosot jadi 51,30 persen. "Dalam waktu setahun angkanya merosot lagi jadi 45,70 persen," tuturnya.
Sekedar diketahui, pengumpulan data survei terbaru LSI ini dikerjakan pada tanggal 23-27 Agustus 2014. Survei tersebut, menggunakan 1200 responden di seluruh provinsi di Indonesia. Adapun metode penarikan sampel adalah multistage random sampling dengan margin of error survei ini sebesar ± 2,9 persen.
BACA JUGA: Dahlan Ogah Rebutan Menteri di Pemerintahan Baru
Selain itu, LSI juga melengkapi dan memperkuat analisis survei dengan data-data kualitatif yang didapatkan melalui metode in depth interview, FGD dan analisis media. Survei ini dibiayai oleh LSI.(dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lawan Arus, Ara Sirait Tolak Naikkan Harga BBM
Redaktur : Tim Redaksi