jpnn.com, JAKARTA - Media Survei Nasional (Median) merilis hasil survei tentang persepsi publik terhadap pemberitaan dan isu-isu internasional. Hasil survei Median menempatkan Tiongkok sebagai ancaman terbesar baru Indonesia.
Direktur Riset Median Sudarto mengatakan, mayoritas responden yang ditanya tentang negara mana yang menjadi ancaman terbesar bagi Indonesia ternyata menjawab Tiongkok (22,7 persen). Selanjutnya, negara yang dianggap sebagai ancaman adalah Amerika Serikat (14,1 persen), Malaysia (7,8 peraen), Israel (3,2 persen) dan Myanmar (1,7 persen).
BACA JUGA: Komarudin Watubun Bicara Skenario Jalur Sutra Tiongkok
"Publik menganggap Tiongkok sebagai negara yang memberi ancaman terbesar bagi Indonesia, karena beberapa faktor," ujar Sudarto saat paparan hasil survei Median bertema Membedah Persepsi Publik Terhadap Ancaman dari Luar Negeri di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta, Rabu (15/11).
Alasan responden menganggap Tiongkok sebagai ancaman terbesar di antaranya karena faktor ekonomi. Sebanyak 31,2 persen responden menganggap Negeri Tirai Bambu itu menguasai ekonomi Indonesia.
BACA JUGA: Pemberitaan Kunjungan Trump Oleh Media China Dibanding Media Barat
Selanjutnya, 23,7 persen responden menganggap produk Tiongkok terlalu dominan di Indonesia. Ada pula responden yang menganggap Tiongkok sebagai negara komunis mencapai (7,5 persen) , banyak orang Tiongkok di Indonesia (6,5 persen) dan membawa pornografi serta narkoba sebesar (6,4 persen).
Menurut Sudarto, hasil survei itu menunjukkan ada persepsi negatif publik terhadap Tiongkok. “Terutama karena dominasinya terhadap ekonomi Indonesia belakangan ini,” sebutnya.
BACA JUGA: Penjara Tiga Tahun bagi Penghina Lagu Kebangsaan
Survei Median dilakukan 14-22 September lalu terhadap 1.000 responden dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi. Margin of error survei itu dipatok pada angka 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Ribu Turis Tiongkok Uji Adrenalin di Manado Skyline
Redaktur & Reporter : Ken Girsang