Saran itu disampaikan pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, A Bakir Ihsan, menanggapi rencana kongres NasDem pada Januari 2012 mendatang yang salah satu agendanya adalah pemilihan ketua umum secara tertutup. Menurut Bakir, NasDem sebagai partai baru memang perlu figur ketua umum yang mampu menarik dukungan publik. "Bagi partai baru seperti Nasdem perlu ketum yang bisa membantu mendongkrak citranya," kata Bakir di Jakarta, Sabrtu (22/12).
Bakir menambahkan, selama ini nama NasDem tak bisa dilepaskan dari sosok Surya Paloh. Bahkan Bos Media Grup itu seolah sudah menjadi merek dagang NasDem.
Tapi Bakir juga mengatakan, Surya Paloh tak perlu menjadi ketum. "Surya Paloh dan Nasdem sudah menjadi brand. Karenanya Surya Paloh cukup di posisi sekarang, tinggal bagaimana melahirkan ketum yang bercitra dan berintegritas," katanya.
Bakir justru khawatir jika Surya menjadi ketua umum NasDem, nantinya tak ada lagi mekanisme kontrol di internal partai yang kini dipimpin Patrice Rio Capella itu. "Sebagai pendiri NasDem tentu Surya Paloh punya posisi menentukan. Tapi kalau Surya Paloh menjadi ketua umum, otomatis proses check and balances tidak akan berjalan dan itu bahaya bagi demokrasi," ulas Bakir.
Ia justru menyarankan Surya Paloh tetap bertahan pada posoisinya saat ini. Sebab tanpa menjadi ketum pun Surya menjadi figur penting dalam pengambilan keputusan di NasDem.
Karenanya, lanjut Bakir, Surya bisa menempatkan diri sebagaimana Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Partai Demokrat, atau Prabowo Subianto di Gerindra. "Sebagai king maker saja di partai," cetusnya. (ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rieke Nyekar ke Makam Dewi Sartika
Redaktur : Tim Redaksi