Surya Paloh Dianggap Lebih Pluralis Ketimbang Megawati

Minggu, 10 November 2013 – 16:01 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) merilis hasil survei tentang figur-figur politikus yang dianggap pluralis. Berdasar survei lembaga pimpinan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens itu, Surya Paloh dianggap sebagai figur paling pluralis.

Menurut Boni, LPI dalam survei itu membuat dua pengelompokan, yakni elit politik lama yang sudah lebih 10 tahun berkiprah, dan elit baru yang menjadi politisi kurang dari 10 tahun. Berdasarkan hasil survei bertajuk "Siapa Figur Pemimpin Paling Pluralis?" yang dirilis hari ini, Surya Paloh yang tergolong politisi lama menempati posisi teratas sebagai politisi pluralis dengan 5,98 persen.

BACA JUGA: Anas Sarankan SBY Tunjuk Ibas Jadi Jubir PD

Selanjutnya secara berurutan ada nama Megawati Soekarnoputri (5,97 persen), Prabowo Subianto (5,97 persen), Jusuf Kalla (5,58 persen), Akbar Tandjung (5,22 persen), Mahfud MD (5 persen), Wiranto (4,74 persen). Ada pula nama Endriartono Sutarto (3,81 persen), Marzuki Alie (3,80 persen), Suryadharma Ali (3,72 persen), Sutiyoso (3,71 persen), Muhaimin Iskandar (3,67 persen) dan Aburizal Bakrie (3,55 persen).

Sementara nama Susilo Bambang Yudhoyono hanya mendapat 3,49 persen, diikuti Hatta Radjasa (3,40 persen), Hayono Isman (3,08 persen), Djoko Suyanto (2,96 persen) dan Gamawan Fauzi (2,92 persen).

BACA JUGA: Rekam Jejak Hamdan Layak Dipertanyakan

Sedangkan untuk elit baru, di posisi pertama ada nama Joko Widodo (5,12 persen), kemudian Hary Tanoesoedibjo (5,07 persen), Ali Masykur Musa (5,04 persen), Abraham Samad (4,44 persen), Anies Baswedan (3,99), Puan Maharani (3,96 persen), Dahlan Iskan 3,84 persen.

Berikutnya ada nama Chairul Tanjung (3,52 persen), Pramono Edhie Wibowo (3,42 persen), Gita Wirjawan (3,33 persen), Sri Mulyani Indrawati (3,30 persen) dan Dino Patti Djalal (3,09 persen).

BACA JUGA: NU Ingatkan Pemerintah Tak Obral Migas untuk Swasta

Boni menjelaskan, survei LPI itu dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus pada opinion leader survei. "Artinya, informan kami terbatas pada kelompok masyarakat yang menjadi penentu opini publik. Mereka adalah para pakar, pimpinan media, wartawan, aktivis dan tokoh masyarakat," ujar Boni dalam paparan hasil survei LPI di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (10/11).

Lebih lanjut Boni mengatakan, pendapat responden itu kemudian digali secara mendalam melalui focus group discussion (FGD). Seluruh padangan kualitatif yang luas dan mendalam itu kemudian disederhanakan dengan pengukuran kuantitatif melalui metode scoring dengan skala 0-10.

Boni menambahkan, survei kali ini tidak fokus pada nama-nama yang sudah masuk bursa bakal calon presiden (capres) maupun cawapres 2014. "Tapi pada figur para pemimpin yang saat ini mendominasi wacana publik. Itu sebabnya nama Pak SBY pun dimasukkan dalam survei," ujarnya.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingatkan Kaitan 10 November dengan Resolusi Jihad


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler