Suryopratomo: Saya Ingat Pak Doni Gebrak Meja dan Berkata....

Selasa, 16 Maret 2021 – 14:31 WIB
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Duta Besar RI untuk Singapura Suryopratomo mengenang situasi darurat pada awal masa pandemi Covid-19.

Mantan wartawan itu menceritakan soal Covid-19 yang telah menyerang 110 negara per 11 Maret 2020.

BACA JUGA: Petugas Polrestabes Surabaya Ditabrak Mobil yang Membawa 3 Kg Sabu-sabu, Tegang, Wanita Terlibat

"WHO untuk pertama kalinya menetapkan bahwa ini pandemi kedua setelah satu abad yang lalu (flu Spanyol, red)," kata Suryopratomo dalam dialog daring bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (16/3).

Oleh karena itu, Suryopratomo menyebut dunia belum siap menghadapi pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Hasil KLB Demokrat Sempat Ditolak Kemenkum HAM

"Jadi, situasi seluruh dunia sangat menegangkan dan menakutkan," ujar sukarelawan Satgas Covid-19 itu.

Suryopratomo membeberkan suasana rapat Satgas Covid-19 pada masa awal pandemi.

BACA JUGA: Satgas Penanganan Covid-19 Libatkan Berbagai Pihak di Situasi Darurat

Menurut dia, saat itu Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo meminta tim pakar merumuskan langkah jangka pendek, menengah, dan panjang.

Suryopratomo mengungkapkan kejadian saat Doni Monardo naik pitam dalam rapat Satgas Covid-19.

"Saya masih ingat bagaimana Pak Doni menggebrak meja dan berkata, 'kita bukan sedang menghadapi bencana, kita sedang menghadapi krisis kemanusiaan jadi untuk tidak berlama-lama ambil keputusan'," cerita Suryopratomo.

Situasi darurat itu saat kasus positif Covid-19 melonjak, tetapi ketersediaan alat pelindung diri (APD) dan reagen untuk tes masih sangat terbatas.

Suryopratomo mencontohkan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa pun tidak punya APD.

"Mereka sampai mengemis-ngemis ke Korea Selatan untuk minta APD," ujar Suryopratomo.(mcr9/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler