jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Erma Suryani Ranik menyesalkan terjadinya peristiwa dugaan penganiayaan yang dilakukan senior Akpol yang menyebabkan meninggalnya taruna Akpol Brigadir Dua Taruna Muhammad Adam, Kamis lalu.
“Saya ucapkan duka yang mendalam untuk keluarga korban, semoga keluarga diberi ketabahan dan kekuatan. Namun, di balik itu semua saya menyesalkan terjadinya peristiwa ini tersebut. Oleh karena itu saya mendukung langkah Kapolri untuk menyelesaikan kasus tersebut hingga tuntas agar bisa diketahui siapa saja yang terlibat di dalamnya,” ujar Erma.
Dia menambahkan, akar masalah penyiksaan terhadap taruna ini adalah tradisi kekerasan yang diturunkan dari tahun ke tahun.
Dengan kata lain sudah seperti lingkaran setan. Karena itu Erma berharap tradisi turun temurun itu harus dihentikan oleh pengasuh dan sistem di Akpol.
“Taruna Akpol saat proses seleksi merupakan orang-orang pilihan yang dinilai menonjol dari segi intelektual, psikis dan fisik. Mereka dibentuk di Akpol dengan tujuan menjadi calon pimpinan Polri yang cerdas, tanggap dalam melayani masyarakat dan mampu memberantas penjahat. Tradisi kekerasan yang terjadi antartaruna membuat tujuan ini tidak tercapai. Saya malah curiga tradisi kekerasan akan menyebabkan rusaknya fisik dan psikis ini akan dibawa hingga kelak keluar dari kampus,” paparnya.
Oleh karena itu politikus dari Fraksi Partai Demokrat tersebut mendesak Kapolri untuk menghentikan tradisi kekerasan di Akpol.
BACA JUGA: Muhibah DPR ke Arab Saudi dan UEA Lengkapi Revisi UU PPILN
Di samping itu, pihaknya juga mendukung adanya audit independen dari institusi luar kepolisian untuk perbaikan sistem pendidikan secara menyeluruh.
Termasuk kegiatan ekstra kulikuler yang pembinaannya dilakukan oleh taruna senior. (adv/jpnn)
BACA JUGA: Legislator Gerindra Anggap Pemerintah Terlalu Ambisius soal Pertumbuhan Ekonomi
BACA JUGA: Ketua DPR RI Blusukan Ke Pasar Pandansari Kaltim
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kerja Sama dengan China, Indonesia Harus Punya Daya Tawar Kuat
Redaktur & Reporter : Natalia