Susah Memang karena ini Menyangkut Keyakinan

Jumat, 25 September 2015 – 07:16 WIB
Suasana di BPHI di Mina, Kamis (24/9). Foto: petugas medis for JPNN

jpnn.com - JAKARTA -- Tiga jamaah asal Indonesia menjadi korban dalam insiden desak-desakan ketika hendak melempar jumrah di Mina.

Pengamat haji Muhammad Subarkah berharap jumlah jamaah haji asal Indonesia yang menjadi korban tidak bertambah.

BACA JUGA: Demi Pahala, Banyak Jamaah Haji Indonesia yang Nekat

''Waktu insiden itu terjadi di luar jadwal melempar jumrah yang selama ini lazim dilakukan. Dan saya kira jalur itu bukan rute jamaah haji Indonesia ketika hendak melempar jumrah. Bila ada yang jadi korban tampaknya ia ingin jalan-jalan atau ingin melempar jumrah di waktu afdhal,'' kata Muhammad Subarkah.

Terang-terangan Barkah mengaku cemas. "Apalagi lazimnya mereka yang pergi itu berangkatnya berombongan, sekitar 20 orang. Jadi banyak jamaah lain yang tercecer,'' katanya.

BACA JUGA: WAH! Menteri Rini Kurban Dua Sapi Montok, Segini Kisaran Harganya

Barkah mengatakan, selama ini para petugas haji selalu mengimbau jamaah agar memilih waktu melempar jumrah di luar waktu Afdhal yakni seusai datangnya waktu zuhur. Namun memang kerapkali tak dihiraukan karena banyak jamaah yang tetap berkeyakinan dan bertekad melempar jumrah pada saat itu.

''Susah memang karena ini menyangkut keyakinan. Pasti ada saja jamaah yang tak patuh. Padahal sudah dimbau berulangkali,'' katanya.

BACA JUGA: Laporan Pidana Dianggap Perdata, Kok Pelapor Salahkan Jaksa?

Sambil menunggu kepastian dari penyebab insiden itu, tampaknya kejadian tersebut terjadi karena desak-desakan karena tiba-tiba arus jamaah yang berjalan mendadak berhenti.

''Jadi beda dengan tragedi terowongan Mina tahun 2006 yang dulu, di mana terjadi tabrakan antara jamaah yang ingin pergi melempar jumrah dan pulang dari melempar jumrah. Kini tragedi karena desak-desakan. Mudah-mudahan jamaah haji Indonesia tak banyak yang jadi korban,'' ujarnya.

Berangkat dari pengalaman yang ada, untukmencari kepastian jamaah yang meninggal kepada pihak Arab Saudi memang tak mudah. Mereka tak gampang merilis jumlah jamaah yang wafat.

Baca: Ini Pernyataan Fahri Hamzah soal Tragedi Mina

''Kenyataan ini berasal dari pengalaman petugas haji di tahun 2006, saat tragedi Mina. Susah sekali cari data jamaah meninggal dan luka di rumah sakit di Arab Saudi. Prosedurnya berbelit-belit dan harus menunggu lama,'' ujar Subarkah. (sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Sorong, Sapi Kurban Berontak dan Lari


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler