Susahnya Masuk Sekolah Negeri di Daerah Ini

Senin, 27 Juni 2016 – 03:30 WIB
Orang tua calon murid mengantre untuk melihat pengumuman siswa yang lulus pendaftaran online di SMPN 12 Batamkota, Sabtu (25/6). F.Rezza Herdiyanto/ Batam Pos/jpg

jpnn.com - BATAM - Orang tua murid mulai kesal dengan tindakan pungli oknum dari sekolah negeri di kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Pasalnya untuk bisa lulus, mereka diminta uang pelicin dengan alasan uang tersebut akan digunakan untuk biaya bina lingkungan membuka lahan dengan tujuan bangun ruang kelas baru.

"Ya, kami diminta uang sebesar Rp 1,75 juta agar bisa masuk ke SMPN 12. Katanya untuk bangun ruang kelas baru," ujar salah seorang wali murid, Surya Pardi, seperti dikutip dari batampos (Jawa Pos Group), Sabtu (25/6).

BACA JUGA: Hari Pertama PSB Online, Jaringan Lelet Pendaftar Menumpuk

Pada awalnya anak Surya mendapatkan jatah masuk SMPN 12 lewat jatah bina lingkungan dari Komite Sekolah yang bekerjasama dengan RT RW setempat. Pada saat pendaftaran ulang nanti, ia diminta membawa surat keterangan hasil ujian (SKHU), akte, dan nomor pendaftaran.

"Saya juga diminta membawa uang Rp 1,75 juta untuk membuka lahan. Namun, ketika saya buka lahan apa, tak dijelaskan lebih jauh lagi," jelasnya.

BACA JUGA: Bantu Pendidikan Anak Keluarga Tak Mampu dengan PKH

Surya menjadi curiga karena pada dasarnya jika ada pembangunan di sekolah negeri merupakan tanggung jawab Dinas Pendidikan Kota Batam. "Komite mengatakan uang tersebut merupakan kesepatakan antara komite dan RT RW dan wajib diikuti oleh saya yang kedapatan jatah bina lingkungan," jelasnya lagi.

Kepala Sekolah SMPN 12, Zurnelis yang dikonfirmasi memberikan jawaban yang tidak jelas. Ia mengaku tidak tahu mengenai uang bina lingkungan tersebut.

BACA JUGA: Wow! Hari Pertama 7 Ribu Orang Daftar di Sekolah

"Mungkin itu hasil kesepakatan komite dan RT RW setempat. Kami dari pihak sekolah tak tahu mengenai hal tersebut," ujarnya.

Hal yang sama juga dirasakan warga Kecamatan Batuaji dan Sagulung. Orang tua murid protes setelah anaknya tak diterima dan sebagian keberatan dengan besarnya biaya masuk sekolah yang harus dibayar.

Orangtua yang anaknya tidak lolos dalam test PPDB tersebut menilai tidak adil sebab mereka yang rumahnya dekat dengan komplek sekolah tetap anaknya tak diterima baik PPDB reguler ataupun bina lingkungan. 

"Anak-anak dari luar malah banyak yang lolos, sementara nilai tak jauh beda, sama-sama di atas standar atau bahkan ada yang lebih dari anak-anak yang lolos itu," keluh Wahyudin, orangtua murid yang anaknya tak diterima di SMPN 47, Simpang Basecamp, Marina, Sabtu (25/6).

Wahyudin dan sejumlah orangtua siswa lainnya sangat kecewa dengan tak terakomodirnya anak-anak mereka di sekolah negeri. "Bagaimana tak kecewa, SMPN 47 ini satu-satunya sekolah yang dekat di sini. Mau ke sekolah swasta tak mampu kami pak. Biaya masuk saja bisa sampai Rp 5 - 6 juta," katanya.

Wahyudin mengaku kebingungan saat ini sebab anaknya kemungkinan tak bisa menikmati layanan pendidikan murah di SMPN. "Makin menderita kami pak, mau tak mau anak ini harus disekolahkan di sekolah swasta," katanya.

Senada disampaikan sejumlah orangtua yang mendaftarkan anaknya di SMAN 5 Batam di Sagulung. Akibat tidak terakomodirnya sebagian anak yang berada di sekitar komplek sekolah, orangtua kebingunan mencari sekolah yang pas untuk anak- anak mereka. 

"Padahal sudah sangat berharap diterima karena sekolah negeri dan dekat rumah, tapi ternyata tak diterima," kata Noni, salah satu orangtua calon siswa.

Yang membuat Noni kecewa, anak-anak lain dari luar lingkungan sekolah itu banyak yang diterima meskipun nilai dan kriteria penilaian tak jauh berbeda. "Mungkin orang-orang itu punya pegangan, makanya anak mereka diterima. Saya sama sekali tak ada hanya berharap hasil test murni untuk anak saya ini," kata Noni.

Sementara itu sebagian orangtua yang anaknya diterima di sekolah negeri, juga mengeluhkan biaya masuk yang dianggap cukup mahal. "Senang anak diterima, tapi lihat daftar biaya masuk ini, keberatan juga," kata Imran orangtua siswa lainnya di SMPN 47.

Untuk SMPN 47 sendiri dari total 160 siswa yang diterima secara on line, orangtua siswa baru harus membayar uang sebesar  Rp 1.270.000 dengan perincian untuk uang seragam Rp 915.000 dan perlengkapan sekolah lainnya Rp 355.000. Biaya masuk sekolah tersebut harus dilunasi saat pendaftaran ulang nanti.

Sementara SMAN 5 Batam, total siswa yang diterima sebanyak 205 siswa. Mereka yang diterima diwajibkan membayar lima stel pakain seragam Rp 1.130.000 dan map raport Rp 80.000. (leo/eja/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh, Mahalnya Biaya Kuliah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler