Susi Susanti Prihatin Prestasi Tunggal Putri

Selasa, 26 Februari 2013 – 15:07 WIB
JAKARTA - Kehebatan para pebulutangkis tunggal putri Indonesia pernah sangat berjaya di level dunia. Kibasan-kibasan raketnya mampu menghadirkan banyak gelar juara. Tapi itu dulu, pada era 1990 hingga awal 2000.

Kini, prestasi tunggal putri Indonesia seperti ditelan bumi. Dalam beberapa even bergengsi, para pebulutangkis tunggal putri tak mampu menjadi yang terbaik. Mereka selalu kalah oleh negara lain. Hal itulah yang mengundang keprihatinan mantan ratu bulutangkis Indonesia Susi Susanti.

Perempuan yang membawa Indonesia merebut emas pertama di Olimpiade 1992 itu mengaku sangat prihatin dengan kondisi tersebut. Pasalnya, prestasi Indonesia tak kunjung meningkat. Menurut istri Alan Budikusuma itu, setidaknya ada dua hal yang membuat kondisi itu terjadi. Yang pertama ialah pembinaan yang terus tertinggal dibanding nomor lain. Sementara yang kedua ialah kemauan para atlet yang dianggap kurang kuat.

"Semuanya kembali ke pribadi atlet itu sendiri. Meskipun bakatnya sangat besar, kalau tidak berusaha keras ya sama juga bohong," terang Susi. Karena itu, perlu adanya sinergi antara pebulutangkis dan pelatihnya. Jika seorang atlet berbakat mendapatkan pelatih yang bagus, maka bakat tersebut bisa meledak menjadi kekuatan yang dahsyat. Sementara, kalau sang pelatih tidak bisa menggali potensi itu, maka bakat tersebut hanya akan terbenam sia-sia.

Selain itu, penggunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga bakal menjadi sarana akselerasi untuk kemampuan para atlet. Dengan begitu, bakat dan kerja keras para atlet juga bakal melahirkan sesuatu yang berharga. "Struktur tubuh atlet juga harus diperhatikan. Kalau tangannya kurang kuat, ya itu yang harus dilatih," tegas Susi. (jos/mas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ronaldo Bakal Berlabuh ke PSG

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler