Susun Rancangan Haluan Negara, PDIP Undang Filsuf dan Budayawan

Jumat, 13 Desember 2019 – 22:11 WIB
Diskusi bertema Mengangkat dan Membumikan Filsafat, Spiritualitas dan Kebudayaan Asli Nusantara di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Jumat (13/12). Foto: DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - PDI Perjuangan mengundang pada filsuf, akademisi dan budayawan untuk berdiskusi, Jumat (13/12). Diskusi yang digelar di kantor DPP PDIP itu menyodorkan tema Mengangkat dan Membumikan Filsafat, Spiritualitas dan Kebudayaan Asli Nusantara.

Pembicara dalam diskusi itu adalah budayawan M Sobari, rohaniwan FX Mudji Sutrisno, serta peneliti relief Candi Borobudur Salim Lee. Adapun moderator diskusi tersebut adalah sejarawan Bonnie Triyana.

BACA JUGA: PDIP Gelar Rakernas, Bakal Lebih Ramai Ketimbang Kongres

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto saat menyampaikan kata pembuka menyatakan, diskusi tersebut merupakan upaya parpol pimpinan Megawati Soekarnoputri itu dalam menggali berbagai gagasan untuk menyusun haluan negara. Nantinya, berbagai pemikiran yang masuk akan dibahas pada Rakernas I PDIP di Jakarta pada 10-12 Januari 2020.

“Kami meyakini bahwa haluan negara tersebut harus bertitik tolak dari akar peradaban kita," kata Hasto.

BACA JUGA: PDIP Sedang Berkuasa, Bu Mega Punya Pesan Penting untuk Kader Partainya

Lebih lanjut Hasto mengatakan, konsep awal haluan negara akan dibahas secara resmi di MPR. Menurutnya, upaya menyusun haluan negara bukan demi memenuhi ambisi politik, melainkan sebagai sebuah jalan kebudayaan untuk memastikan masa depan Indonesia puluhan dan ratusan tahun mendatang.

"Maka hal-hal berkaitan dengan kesejahteraan rakyat, perekonomian dan lain sebagainya yang berakar kuat pada kekayaan kebudayaan bangsa, semua akan dibungkus dalam sebuah panduan bernama haluan negara," ucapnya.

BACA JUGA: Stupa Berbahan Abu Merapi dari Seniman Borobudur buat Hasto

Hasto menegaskan, upaya menyusun haluan negara dan mewujudkannya bukanlah hal mudah. Namun, katanya, paling tidak Indonesia memiliki arah pasti.

“Boleh teknologi ada, tetapi teknologi apa yang mau dikembangkan? Bagi kami, haluan negara adalah wujud Indonesia berkepribadian di dalam kebudayaan itu," bebernya.

Salim Lee dalam paparannya mengatakan, Candi Borobudur sebagai peninggalan masa lalu merupakan bukti leluhur orang Indonesia punya kemampuan luar biasa. Ribuan tahun lalu, katanya, nenek moyang orang Indonesia menguasai teknik membuat bangunan besar yang kukuh dan berseni.

"Borobudur mencerminkan keagungan kebudayaan Nusantara, ajaran-ajaran yang memberi haluan dan pandangan hidup sebagai pedoman untuk hidup secara optimal," ulas Salim.

Adapun Romo Mudji Sutrisno mengatakan, kearifan nilai-nilai dalam warisan budaya harus terus digali. Menurutnya, Indonesia ke depan harus berpijak kepada nilai yang berguna dan bermanfaat bagi kehidupan.

"Jadi apa yang baik, benar, suci, yang indah, yang dihayati oleh local genius dan kita sebagai bangsa, itulah Pancasila itu," katanya dalam diskusi yang dihadiri sejumlah anggota DPR dari PDIP itu.(tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesan Bu Mega untuk Para Sejarawan Indonesia


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler