JAKARTA - Partai Golkar belum memastikan komposisi calon anggota legislatif (caleg) DPR yang bertarung di daerah pemilihan (dapil) pada Pemilu 2014. Partai Golkar saat ini menggelar survei untuk mengetahui elektabilits dan popularitas para caleg itu di setiap dapil.
"Kami lakukan survei dari 23 (Februari) sampai 13 Maret. Kami lakukan survei nasional di 77 dapil," ujar Sekjen Partai Golkar Idrus Marham, Minggu (24/2).
Idrus menyatakan, survei merupakan bagian integral dari tahap-tahap pencalegan yang dilakukan Golkar. Semua kader saat ini sudah mendaftar. Pendaftaran dilakukan sejak Maret 2012, yakni saat dilakukannya orientasi fungsionaris. "Orientasi fungsionaris itu merupakan pendaftaran bagi yang mau jadi caleg," ujarnya.
Anggota DPR yang akan maju caleg pun, kata Idrus, juga harus mengikuti orientasi fungsionaris. "Tidak ada masalah sama kita itu," ujarnya.
Saat ditanya apakah survei itu untuk penentuan nomor urut, Idrus membantahnya. Menurut dia, survei digunakan untuk memperhatikan peluang caleg. Golkar ingin meneliti bagaimana respons masyarakat terhadap mereka, melalui elektabilitas dan popularitas. "Sebab, dapil itu usul mereka," ujarnya.
Yang populer nanti, kata Idrus, bukan berarti di urutan teratas. Golkar akan melakukan proporsionalitas murni berdasar suara terbanyak dan terbuka.
"Kami tidak ada masalah nomor urut. Yang penting kan menentukan dulu kita menjaring siapa yang punya peluang untuk dicalonkan," ujarnya. Masalah nomor urut, menurut dia, masalah lain nanti. "Karena itu, berdasar pertimbangan-pertimbangan," jelasnya.
Idrus menambahkan, jumlah kader yang mengikuti orientasi fungsionaris berjumlah sekitar 2.400 orang. Dalam hal ini Golkar tidak kesulitan dalam menentukan calon. Idrus juga menegaskan tidak ada setoran-setoran dari caleg untuk memengaruhi keputusan DPP.
"Kalau ada yang minta-minta uang, laporkan. Kami akan pecat yang bersangkutan," tandasnya. (bay/c2/agm)
"Kami lakukan survei dari 23 (Februari) sampai 13 Maret. Kami lakukan survei nasional di 77 dapil," ujar Sekjen Partai Golkar Idrus Marham, Minggu (24/2).
Idrus menyatakan, survei merupakan bagian integral dari tahap-tahap pencalegan yang dilakukan Golkar. Semua kader saat ini sudah mendaftar. Pendaftaran dilakukan sejak Maret 2012, yakni saat dilakukannya orientasi fungsionaris. "Orientasi fungsionaris itu merupakan pendaftaran bagi yang mau jadi caleg," ujarnya.
Anggota DPR yang akan maju caleg pun, kata Idrus, juga harus mengikuti orientasi fungsionaris. "Tidak ada masalah sama kita itu," ujarnya.
Saat ditanya apakah survei itu untuk penentuan nomor urut, Idrus membantahnya. Menurut dia, survei digunakan untuk memperhatikan peluang caleg. Golkar ingin meneliti bagaimana respons masyarakat terhadap mereka, melalui elektabilitas dan popularitas. "Sebab, dapil itu usul mereka," ujarnya.
Yang populer nanti, kata Idrus, bukan berarti di urutan teratas. Golkar akan melakukan proporsionalitas murni berdasar suara terbanyak dan terbuka.
"Kami tidak ada masalah nomor urut. Yang penting kan menentukan dulu kita menjaring siapa yang punya peluang untuk dicalonkan," ujarnya. Masalah nomor urut, menurut dia, masalah lain nanti. "Karena itu, berdasar pertimbangan-pertimbangan," jelasnya.
Idrus menambahkan, jumlah kader yang mengikuti orientasi fungsionaris berjumlah sekitar 2.400 orang. Dalam hal ini Golkar tidak kesulitan dalam menentukan calon. Idrus juga menegaskan tidak ada setoran-setoran dari caleg untuk memengaruhi keputusan DPP.
"Kalau ada yang minta-minta uang, laporkan. Kami akan pecat yang bersangkutan," tandasnya. (bay/c2/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Deddy Dongkrak Dukungan, Aher Diyakini Menang Satu Putaran
Redaktur : Tim Redaksi