Sutan Bathoegana tak Tertarik Kursi Menpora

Senin, 24 Desember 2012 – 06:20 WIB
JAKARTA - Sutan Bathoegana punya peluang ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk duduk di kursi menpora, menggantikan Andi Mallarangeng yang mengundurkan diri karena tersangkut kasus dugaan korupsi proyek Hambalang.

Pasalnya, kursi yang kini dirangkap oleh Menko Kesra Agung Laksono itu merupakan jatah kader Partai Demokrat. Sementara, Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum pernah mengatakan kepada Sutan bahwa Sutan cocoknya jadi menteri, bukan gubernur. Pernyataan Anas itu disampaikan ke Sutan saat Sutan mau minta izin ikut maju di pilgub Sumut.

Kepada JPNN kemarin (23/12), Sutan mengatakan, dirinya belum pernah diajak bicara oleh SBY mengenai kursi menpora. Namun, kalau pun ditawari kursi yang ditinggalkan Andi itu, Sutan menyatakan akan menolaknya.

"Saya kurang tertarik. Saya lebih senang di DPR. Saya merasa di DPR bisa lebih leluasa bergerak," ujar Sutan.

Bagaimana kalau ini perintah SBY? Sutan mengatakan, sebelum menunjuk seseorang menjadi menteri, SBY biasanya melakukan dialog terlebih dahulu dengan orang tersebut. "Kalau bisa nolak, ya nolak karena ada dialog dulu," ujar Ketua Komisi VII DPR itu.

Peluang Sutan sebenarnya cukup besar. Pasalnya, untuk jatah menteri dari Demokrat, SBY biasanya mengajak bicara Anas terlebih dahulu. Sedang Sutan merupakan petinggi Demokrat yang berada dalam gerbong kubu Anas. Sutan bersama Jhonny Allen Marbun merupakan politisi yang ikut getol dan berhasil memperjuangkan Anas sebagai ketum Demokrat saat Kongres Bandung.

"Biasanya Pak SBY ajak bicara Anas, bagaimana menurut Anda, ini, itu," ujar Sutan.

Namun, bukan berarti Sutan menolak jabatan menteri. Dia terang-terangan mengaku tak cocok menduduki jabatan menpora. "Prinsip saya, kalau tak cocok, ya tolak," tegasnya. Dia mengatakan, sudah pernah dua kali ditawari menjadi ketua Fraksi Demokrat di DPR dan dan dua kali pula dia menolaknya.

Lantas, menteri apa yang dianggap pas untuk dirinya? Sutan tidak menjawab langsung. Namun, dia lebih banyak bicara jabatan menteri ESDM. Dia katakan, seorang menteri ESDM tak harus insinyur perminyakan. Bahkan di jaman Presiden Soeharto, kursi menteri ESDM selalu dijabat orang militer.

"Militer kan tak tahu minyak. Tahunya minyak rambut, tahunya perang. Tapi di jaman Pak Harto, orang militer selalu sukses menjadi menteri ESDM. Karena jabatan menteri itu yang dibutuhkan kemampuan manajerial," ujarnya.

Jadi, kalau ada reshuffle kabinet dan ditawari jabatan menteri ESDM, mau? Sutan hanya tertawa. "Ah, nanti malah ditafsirkan macam-macam," ungkapnya sembari tertawa ngakak.

Sutan memperkirakan, pengisian kursi menpora kemungkinan besar dilakukan SBY awal Januari 2013. "Sekarang fokus tahun baru, sekalian pak SBY memantau siapa yang kiranya cocok," pungkasnya. (sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rp200 Miliar Untuk Perlindungan TKI Bermasalah

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler