Sutan Ogah Tanggapi Surat Kaleng Pegawai KPK untuk Anas

Rabu, 13 November 2013 – 14:02 WIB
Anggota DPR Sutan Bhatoegana saat datang untuk menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jln Rasuna Sahid, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (13/11). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Ketua DPP Partai Demokrat (PD), Sutan Bhatoegana enggan menanggapi perihal surat yang diduga dituliskan oleh pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Surat itu berisi dukungan kepada mantan Ketua Umum PD, Anas Urbaningrum yang ditetapkan sebagai tersangka tersangka kasus dugaan gratifikasi atau penerimaan hadiah dalam proses perencanaan proyek Hambalang.

BACA JUGA: Kapolri Usul Revisi UU Narkoba

"Saya enggak lah, itu kan surat kaleng, surat gelap, ngapain menanggapi yang gelap-gelap," kata Sutan sebelum menjalani pemeriksaan sebagai saksi Anas di KPK, Jakarta, Rabu (13/11).

Menurut Sutan, masih banyak hal yang lebih penting untuk dipikirkan daripada urusan surat itu. Ia menyebut bahwa soal surat itu hanya pengalihan isu saja.

BACA JUGA: KPU Bantah Kunjungan ke 10 Negara Pemborosan

"Ngapain kita ngurusin yang gelap-gelap, sedangkan yang terang-terang masih banyak urusannya. Enggak lah (mengurusi), itu kan mengalihkan isu aja," kata Sutan.

Seperti diketahui, KPK menyita sebuah surat yang disebut ditulis oleh pegawai KPK saat melakukan penggeledahan di kediaman istri Anas, Athiyyah Laila. Juru Bicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia, Ma'mun Murod menyatakan, surat itu berisi dukungan dari seorang  pegawai KPK kepada Anas. "Pegawai KPK yang simpati sama Anas dan mendukung Anas," kata Ma'mun di Jakarta, Selasa (12/11) malam.

BACA JUGA: Surat Kaleng Pegawai KPK untuk Anas Dinilai Hoax

Dalam surat yang dibacakan Ma'mun itu disebutkan bahwa mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin menyebut Susilo Bambang Yudhoyono menerima uang untuk Pemilihan Presiden 2009.

"Dalam Berita Acara Pemeriksaan, Nazaruddin melaporkan Pak SBY menerima dana untuk kampanye Pilpres 2009. Di mana BAP itu sudah ditandangani Nazaruddin, tapi sampai sekarang tidak pernah diangkat KPK dan tidak diteruskan langsung sampai sekarang. Mungkin ini bisa jadi amunisi perlawanan politik buat Bapak," kata Ma'mun.

Dalam surat tersebut juga dikatakan bahwa Anas adalah seorang korban politik. "Saya pegawai biasa di KPK, politik tidak ada hati nurani, Pak Anas merupakan korban politik di internal partai, di balik ini adalah pak SBY dan kroninya," kata Ma'mud. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Dekati Soekarwo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler