jpnn.com, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengatakan indeks pembangunan manusia (IPM) Kalbar masih jauh dari angka rata-rata nasional, yaitu pada urutan 29 atau 30 dengan poin 67,90.
Menurutnya, Kalbar berada di posisi paling rendah untuk seluruh Kalimantan.
BACA JUGA: Sutarmidji: Repot Jika Pemda tak Memperhatikan Data dalam Bekerja
Oleh karena itu, Sutarmidji mengajak pemerintah kabupaten/kota, civitas akademika, tenaga pendidik, dan masyarakat untuk bergotong royong meningkatkan IPM Kalbar. “Untuk itu saya mengajak kepada semua pihak untuk bersama-sama meningkatkan IPM Kalbar," kata Sutarmidji di Pontianak, Senin (6/6).
Dia menambahkan untuk meningkatkan IPM Kalbar tersebut perlu dilakukan bersama-sama, khususnya dalam menyinkronkan program dan data di kabupaten/kota.
BACA JUGA: Sutarmidji: Kalau Terlalu Banyak Masalah, Ajukan Pensiun Dini atau Berhenti dari ASN
"Penilaian IPM ini juga berdasarkan dari IPM kabupaten/kota,” tegasnya.
Mantan wali kota Pontianak yang menjabat dua periode itu menekankan penting memacu IPM.
BACA JUGA: Memprihatinkan, IPM Indonesia di Bawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina
“Makin bagus IPM suatu daerah, maka akan menarik para investor luar untuk masuk,” paparnya.
Sutarmidji mengajak seluruh pemerintah kabupaten/kota di wilayah Kalbar untuk bersama membuat program berdasarkan indikator, seperti lamanya harapan belajar guna meningkatkan IPM di bidang pendidikan. Selain itu, daerah juga daerah harus teliti dalam melihat kebutuhan tersebut.
"Kalau untuk SMA kita lihat lamanya belajar anak tersebut jika baru 6,2 tahun maka daerah tersebut butuh SMP bukan SMA/SMK, tetapi pemprov akan berupaya di setiap kecamatan memiliki SMA/SMK," katanya.
Kemudian, lanjut dia, untuk SMK wajib mengetahui program studi yang dapat menjawab kebutuhan dunia kerja.
Oleh karena itu, saat ini pemprov memuat Pusat Sertifikasi dan Keahlian.
"Jika sudah tamat sekolah kemudian masuk Pusat Sertifikasi dan Keahlian tersebut, semoga kita dapat membantu dari aspek permodalan," kata Sutarmidji. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi