jpnn.com - PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji meresmikan Jembatan Korek-Pasak di Desa Korek, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar.
Pembangunan jembatan yang menghubungkan enam desa di Kecamatan Sungai Ambawang itu dimulai sejak 2019 hingga 2022, dan menghabiskan anggaran Rp 34,2 miliar.
BACA JUGA: Lihat Itu Penampakan Jembatan Nunpisa Putus akibat Diterjang Banjir
Sutarmidji mengatakan sebelum jembatan ini dibangun, masyarakat di enam desa di wilayah itu boleh dibilang terisolasi dari wilayah lainnya.
“Antrean cukup panjang harus ditempuh untuk menyeberangi Sungai Ambawang dan mengorbankan waktu selama 20 sampai 30 menit agar dapat menyeberangi aliran sungai tersebut dengan menggunakan sampan," kata Sutarmidji di Sungai Ambawang, Minggu (8/1).
BACA JUGA: Sutarmidji Berharap Bank Kalbar Bisa Meraih Laba Bersih di Atas Rp 500 Miliar
Melihat kondisi itu, Sutarmidji mengambil langkah membangun infrastruktur berupa jembatan beton. Hal itu untuk memudahkan akses bagi masyarakat di sekitar wilayah tersebut.
Mantan wali kota Pontianak yang menjabat dua periode itu berharap bahwa dengan adanya jembatan itu, warga sekitar bisa merasakan kemudahan infrastruktur untuk mobilitas mereka.
BACA JUGA: Sutarmidji Optimistis Pembangunan Sejumlah Faskes RSUD Soedarso Rampung Tahun Ini
"Enam desa ini, kan, terisolasi, padahal desa ini cukup luas wilayahnya dan saya lihat potensinya sangat bagus, kemudian pesantren banyak sekali di sini sehingga mobilitas masyarakat cukup tinggi,” katanya.
Bang Midji, panggilan akrab Sutarmidji, mengatakan pembangunan jembatan ini bisa membantu penambahan pendapatan asli daerah (PAD) Pemerintah Kabupaten Kubu Raya.
Salah satunya adalah dengan meningkatnya harga tanah yang dimiliki warga sekitar dalam proses jual beli. Dengan demikian, Pemkab Kubu Raya dapat memperoleh implikasi dari kenaikan harga dari tanah di wilayah tersebut.
"Bayangkan jika enam desa terbuka dari terisolasinya, harga tanah yang dimiliki warga jadi naik luar biasa. Kemudian, Pemkab Kubu Raya dapat BPHTB dan dengan investasi Rp 34 miliar lebih ini akan kembali ketika masyarakat menjual belikan tanahnya itu bayar BPHTB dan PAD-nya meningkat," katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Kalbar Iskandar Zulkarnain menambahkan enam desa yang terhubung dengan adanya Jembatan Korek itu, yakni Desa Korek, Desa Simpang Kanan, Desa Pugung, Desa Bengkarek, Desa Pasak dan Desa Pasak Piang.
"Sebelum adanya Jembatan Korek, masyarakat di enam desa tersebut melakukan interaksi sosial ekonomi menggunakan sarana transportasi air yaitu motor air biasa disebut dengan motor klotok dan sampan bermesin," kata Iskandar.
Pembangunan anggaran yang menelan dana Rp 34 miliar dari APBD Provinsi Kalbar, itu dilakukan secara bertahap. Tahap pertama, katanya, dilaksanakan pada 2019 dengan anggaran Rp 10,26 miliar. Karena adanya pandemi Covid-19, tahap kedua baru dapat dilaksanakan pada 2021 dengan anggaran Rp 22,049 miliar, dan 2022 Rp 1,9 miliar.
Iskandar mengatakan bahwa konstruksi Jembatan Korek memiliki panjang sekitar 285 meter dengan lebar efektif 6 meter. Menurut dia, manfaat jembatan tersebut sangat dirasakan oleh masyarakat sekitar terlebih di saat merayakan hari raya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi