Sutarno: Kami Tidak Nyaman karena Terdengar Suara Gemuruh dari Gunung Merapi

Kamis, 07 Januari 2021 – 18:28 WIB
Seorang lansia warga lereng Merapi di Dusun Babadan 2 Desa Paten, Kecamatan Dukun, ditandu para relawan saat datang di pengungsian Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang. (ANTARA/Heru Suyitno)

jpnn.com, MAGELANG - Sekitar 200 jiwa warga Dusun Babadan 2, Desa Paten, Kabupaten Magelang yang berada di lereng Gunung Merapi harus kembali ke pengungsian di tempat evakuasi akhir (TEA) Desa Mertoyudan.

Para pengungsi yang mayoritas kelompok rentan seperti lansia, balita, ibu menyusui, dan disabilitas datang ke pengungsian di Aula Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Kamis (7/1) sore, dengan mengendarai puluhan mobil dan kendaraan roda dua.

BACA JUGA: Bagaimana Status Gunung Merapi Pascaguguran Awan Panas?

Kepala Desa Paten Sutarno mengungkapkan, warga Babadan 2 memang sempat pulang dari pengungsian pada Jumat (1/1) pagi.

Namun, pihak Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) meminta warga kembali mengungsi karena ada peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan.

BACA JUGA: Ruhut Komentari Bu Risma, Bilang Ada yang Jadi Gubernur karena SARA

"Waktu berada di rumah masyarakat, kami juga merasakan tidak nyaman karena terdengar suara gemuruh dari Gunung Merapi," kata Sutarno.

Pihaknya menjelaskan, dari sekitar 350 warga Dusun Babadan 2, yang mengungsi sekitar 200 jiwa.

BACA JUGA: Habib Rizieq Sakit, Mengkhawatirkan, Doakan Saja

Dusun Babadan 1 dan Babadan 2 juga bersiap dikosongkan bila sewaktu-waktu ada peningkatan status Merapi dari Siaga ke Awas.

"Kalau dari pihak BPPTKG menginstruksikan kenaikan status dari Siaga ke Awas nanti dusun kami Babadan satu dan Babadan dua harus dikosongkan," terang Sutarno.

Dalam status Siaga saat ini, katanya, sejumlah warga yang masih tinggal di dusun masih melakukan aktivitas keseharian seperti biasa.

Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Magelang Gunawan mengatakan, di masa Siaga Merapi saat ini memang ada 11 dusun dari 4 desa di Kabupaten Magelang yang mengungsi, terutama kelompok rentan. Mereka berada di 9 titik pengungsian.

"Di akhir Desember lalu para pengungsi sempat kembali ke kampung halaman karena mungkin kejenuhan dan ingin melihat rumah sehingga kita tidak bisa menghalangi," kata Gunawan.

Namun berdasarkan kajian BPPTKG, aktivitas Gunung Merapi terjadi peningkatan, sehingga warga diminta kembali ke pengungsian.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler