BOGOR - Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso mengatakan partai yang dipimpinnya mendapatkan tempat di hati masyarakat. Menurutnya, PKPI merupakan pilihan alternatif dari rakyat yang kecewa.
Bekas gubernur DKI Jakarta itu lantas menjelaskan pernyataannya. Ia mengatakan ada tiga hal yang membuat partainya akan dipilih masyarakat pada pemilu 2014 mendatang.
Yang pertama, diperkirakan 90 persen anggota legislatif yang diduga banyak di antaranya bagian dari kasus-kasus korupsi, kembali dicalonkan partai politik tertentu untuk bertarung menduduki kursi wakil rakyat. Atas kondisi ini, masyarakat menurutnya perlu diingatkan agar tidak kembali tertipu.
"Sekarang ini 90 persen orang yang sama dari partai yang sama dicalonkan kembali. Apakah rakyat akan kita biarkan terkecoh dan tertipu lagi untuk kesekian kalinya oleh partai-partai itu?" ujarnya dalam penutupan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKPI di Caringin, Bogor, Minggu (30/6).
Yang kedua, hasil survei Indonesia Riset Center (IRC) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menyebut 21,1 persen pemilih menyatakan akan mengubah pilihannya di Pemilu 2014 mendatang. Karena sangat kecewa dengan kinerja maupun fakta banyaknya anggota dewan dan petinggi parpol terjerat kasus korupsi.
Selain itu hasil survei Lembaga Pemilih Indonesia juga menyatakan PKPI adalah partai peserta pemilu 2014 yang paling bersih dari korupsi.
"Jadi peluang kita (PKPI) sangat terbuka. Kita memiliki peluang emas untuk tampil sebagai pilihan alternatif di tengah gelombang kekecewaan rakyat terhadap semua partai yang duduk di DPR sekarang," ujarnya.
Yang ketiga, PKPI menurut Sutiyoso merupakan partai yang bersih. Itu dapat dibuktikan karena sejak berdiri tahun 1999 lalu, belum ada seorang pun kadernya yang ditangkap terkait kasus korupsi.
Dengan ketiga alasan ini, Sutiyoso meminta seluruh kader PKPI termasuk 1.300 caleg yang mengikuti Mukernas, benar-benar bekerja keras meyakinkan masyarakat. Sekaligus membuktikan bahwa mereka merupakan partai yang layak menjadi sandaran masyarakat.
"Karena itu seluruh kader harus rajin turun ke tengah masyarakat. Baik untuk memerbanyak komunikasi, menyerap masukan-masukan yang ada, maupun berbuat secara nyata," ujarnya menutup kegiatan yang digelar sejak Jumat (28/6) lalu. (gir/jpnn)
Bekas gubernur DKI Jakarta itu lantas menjelaskan pernyataannya. Ia mengatakan ada tiga hal yang membuat partainya akan dipilih masyarakat pada pemilu 2014 mendatang.
Yang pertama, diperkirakan 90 persen anggota legislatif yang diduga banyak di antaranya bagian dari kasus-kasus korupsi, kembali dicalonkan partai politik tertentu untuk bertarung menduduki kursi wakil rakyat. Atas kondisi ini, masyarakat menurutnya perlu diingatkan agar tidak kembali tertipu.
"Sekarang ini 90 persen orang yang sama dari partai yang sama dicalonkan kembali. Apakah rakyat akan kita biarkan terkecoh dan tertipu lagi untuk kesekian kalinya oleh partai-partai itu?" ujarnya dalam penutupan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKPI di Caringin, Bogor, Minggu (30/6).
Yang kedua, hasil survei Indonesia Riset Center (IRC) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menyebut 21,1 persen pemilih menyatakan akan mengubah pilihannya di Pemilu 2014 mendatang. Karena sangat kecewa dengan kinerja maupun fakta banyaknya anggota dewan dan petinggi parpol terjerat kasus korupsi.
Selain itu hasil survei Lembaga Pemilih Indonesia juga menyatakan PKPI adalah partai peserta pemilu 2014 yang paling bersih dari korupsi.
"Jadi peluang kita (PKPI) sangat terbuka. Kita memiliki peluang emas untuk tampil sebagai pilihan alternatif di tengah gelombang kekecewaan rakyat terhadap semua partai yang duduk di DPR sekarang," ujarnya.
Yang ketiga, PKPI menurut Sutiyoso merupakan partai yang bersih. Itu dapat dibuktikan karena sejak berdiri tahun 1999 lalu, belum ada seorang pun kadernya yang ditangkap terkait kasus korupsi.
Dengan ketiga alasan ini, Sutiyoso meminta seluruh kader PKPI termasuk 1.300 caleg yang mengikuti Mukernas, benar-benar bekerja keras meyakinkan masyarakat. Sekaligus membuktikan bahwa mereka merupakan partai yang layak menjadi sandaran masyarakat.
"Karena itu seluruh kader harus rajin turun ke tengah masyarakat. Baik untuk memerbanyak komunikasi, menyerap masukan-masukan yang ada, maupun berbuat secara nyata," ujarnya menutup kegiatan yang digelar sejak Jumat (28/6) lalu. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 50 Persen Caleg Perempuan Tinggal di Jakarta
Redaktur : Tim Redaksi