jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah menetapkan syarat ketat bagi tenaga pendidik yang ingin ikut Pendidikan Profesi Guru alias PPG Prajabatan. Salah satunya adalah guru fresh graduate dengan IPK minimal 3,0.
"Jadi prioritas PPG Prajabatan ini adalah guru-guru fresh graduate yang pintar-pintar itu. Minimal IPK 3,0 dan harus dijaga terus jangan sampai turun saat menjalani PPG Prajabatan," terang Direktur Pembelajaran, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbud Paristiyanti di Jakarta, Senin (11/11).
BACA JUGA: Ketum IGI Minta PPG Prajabatan Mandiri Dibuka untuk Umum
Selain itu, peserta akan menjalani tes berupa admistrasi, bakat, minat, dan panggilan jiwa. Khusus panggilan jiwa, merupakan instrumen baru untuk melihat apakah mereka ingin jadi guru karena terpaksa atau lainnya.
Dia menjelaskan, soal-soal yang diberikan saat seleksi dimaksudkan mengukur kecenderungan orang untuk menjadi guru berprestasi di Indonesia. Penyusunan soal ini dilakukan selama beberapa tahapan, dan finalisasi selama 10 hari berturut-turu oleh tim yang dipimpin Rektor Universitas Pendidikan Indonesia.
BACA JUGA: Dibutuhkan 400 Ribu Guru Besertifikasi, Terbanyak untuk SD
Menurut Paristiyanti, seluruh soal tersebut, termasuk metode dalam pengujiannya sudah sudah dicek oleh jutaan robot yang telah dipasang oleh tim dari Institut Teknologi Bandung. Sehingga kualitas kelayakan soal PPG sudah dapat dipertanggungjawabkan.
"Tahun ini hasil dari seleksi akan dijadikan bahan rujukan untuk nilai kelulusan peserta PPG. Harapannya penentuan kelulusan akan lebih objektif dan berkualitas," ucapnya.
BACA JUGA: Gaji Guru Honorer Rp300 Ribu, PPG Prajabatan Mandiri Rp9,5 Juta per Semester
Tingkat seleksi yang ketat, menurut Paristiyanti, diharapkan akan mendorong pembelajaran PPG yang menciptakan guru dengan kemampuan berpikir kritis dan inovasi untuk menyelesaikan masalah pembelajaran di kelasnya, serta isu-isu pendidikan dari level sekolah hingga nasional.
Kualitas input peserta PPG yang baik pun diharapkan akan membantu pengembangan program pembelajaran PPG, salah satunya dengan mengembangkan Artificial intelligence, Augmented reality, serta Virtual reality, terutama dalam bidang-bidang pendidikan guru vokasi yang memang masih sangat dibutuhkan di Indonesia.
“Jadi memang guru ini perlu untuk sangat diperhatikan karena mereka inilah yang akan mencetak generasi emas nantinya. Terlebih lagi saat ini anak-anak milenial juga yang masuk mendaftar PPG ini sehingga nantinya akan lebih akan cocok juga dengan metode pembelajaran yang disiapkan seperti teknologi Augmented reality, Virtual Reality, dan lainnya,” tambah Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Sri Renani Pantjastuti. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad