Syekh Ali Jaber Ditikam, Fahri Hamzah: Ayo Polri, Kamu Bisa

Senin, 14 September 2020 – 11:41 WIB
Ulama Syekh Ali Jaber. Foto: Instagram Syekh Ali Jaber

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia yang juga mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah angkat bicara terkait penikaman terhadap ulama Syekh Ali Jaber, saat mengisi pengajian di Masjid Falahudin, Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, Minggu (13/9).

Politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu meminta Polri bisa mengusut tuntas kasus ini. Fahri pun membuat surat terbuka lewat akun @Fahrihamzah di Twitter, Minggu (13/9), yang ditujukan kepada Mabes Polri.

BACA JUGA: Video: Cerita Syekh Ali Jaber Setelah jadi Korban Penusukan

"Yth Mabes Polri, (@DivHumas_Polri). Penikaman Syaikh Ali Jaber adalah momen penting untuk membuka terang apa sebetulnya yang membuat peristiwa seperti ini berulang?. Apakah ini perilaku wajar? Apakah tuduhan orang gila kepada pelaku itu wajar? Apapun, ini harus dibuka lebar," twitnya sebagaimana dikutip, Senin (14/9).

Fahri mengatakan ada tuduhan sebagian kalangan bahwa peristiwa seperti ini semacam 'interupsi' rutin yang dilakukan agar peristiwa lain tertutup.

BACA JUGA: Para Artis Turut Doakan Syekh Ali Jaber

Menurutnya, zaman begini orang bebas saja menduga tetapi tugas aparat hukum negara adalah membuka apa sebenarnya yang terjadi. "Jangan ada sisi gelap lagi," tegasnya.

Menurut Fahri, sangat memprihatinkan bahwa seorang ulama seperti Syekh Ali Jaber yang menyampaikan pesan damai dan persatuan akhirnya menjadi korban. Karena itu, dia menegaskan, pelaku harus diperiksa, termasuk oleh psikolog, jika ada dalang maka mereka pun harus menerima akibat dari perbuatannya yang jahat.

BACA JUGA: Menyejukkan, Ini Keinginan Syekh Ali Jaber Usai jadi Korban Penusukan

"Penting bagi kita untuk memeriksa motif pelaku. Jika pejabat diserang dalam kasus Pak Wiranto, mudah kita bikin plot bahwa pelaku ini “simpatisan kaum radikal, dll). Tapi bagaimana dengan Syaikh Ali Jaber? Apakah motif pelaku? Bisakah kita mendengar wawancara terbuka," katanya.

Dia menjelaskan banyak ulama yang punya pengikut yang jumlahnya banyak. Termasuk Syekh Ali Jaber yang membina para hafiz Alquran dan pengajian di seluruh Indonesia. "Serangan fisik kepada beliau adalah peritiwa yang rawan dengan reaksi balasan. Maka harus ada kejelasan dan pejelaaan luas," ungkapnya.

Fahri pun menegaskan bahwa bila pelaku senang bersosial media, maka tidak ada istilah tak dikenal. Menurutnya, riwayat pelaku terlalu terang dan tidak bisa disembunyikan. 

"Kalau yang bersangkutan senang ber-socmed maka tidak ada istilah tidak dikenal. Riwayat ybs terlalu terang. Tidak bisa sembunyikan. Ini kesempatan yang baik bagi pihak kemanan kita untuk membuka secara terang. "Ayo @DivHumas_Polri kamu bisa! Bismillah!," tutup Fahri.(boy/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler