jpnn.com, JAKARTA - Para relawan akan tetap datang ke Istana Kepresidenan Jakarta pada 20 Oktober mendatang. Mereka ingin menyambut kedatangan Jokowi - Ma'ruf begitu selesai dilantik di gedung MPR.
Hal ini disampaikan Ketua Panitia Syukuran Inagurasi pelantikan Jokowi - Ma'ruf, Andi Gani Nena Wea yang harus menerima acara yang mereka persiapkan beberapa pekan terakhir, dibatalkan pihak Istana.
BACA JUGA: Pesan Jokowi kepada Bamsoet Soal Pelantikan Presiden
Alasan pembatalan itu karena Jokowi ingin pelantikannya diadakan secara sederhana dan khidmat di Gedung MPR. Kemudian, suami Iriana itu ingin pemerintahannya segera bekerja.
Andi menyebutkan, meskipun acara di Jakarta dibatalkan, syukuran di berbagai daerah tetap berlangsung. Seperti di Yogyakarta, Surabaya, hingga Jawa Barat. Bahkan, elemen relawan juga akan tetap datang ke Istana sekadar menyambut kedatangan Jokowi - Ma'ruf.
BACA JUGA: Syukuran Pelantikan Jokowi - Maruf Dibatalkan Istana, Begini Reaksi Ketum Projo
"Di Jakarta parade budaya kami batalkan. Hanya kami diskusi dengan Pak Moeldoko, relawan tetap hadir di Istana. Kami akan bicara dengan Pak Moel bagaimana mengkoordinir karena kalau relawan sporadis. Banyak relawan dari Eropa, Amerika, hadir," kata Gani di Kantor KSP, Jakarta, Rabu (16/10).
Andi yang juga presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) itu menyebutkan bahwa dirinya bersama Ketum Projo Budi Arie Setiadi akan mengumpulkan seluruh relawan untuk menbicarakan pembatalan tersebut.
"Kalaupun tidak ada parade budaya, kami akan sambut presiden saat pulang ke Istana. Kami tidak akan biarkan Pak Jokowi sendirian," tegas Gani.
Pihaknya menambahkan, persiapan untuk acara syukuran inagurasi pelantikan Jokowi - Ma'aruf yang dibatalkan, persiapannya sudah 95 persen. Karena itu dia menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh pihak yang terlibat dalam menyiapkannya.
"Persiapan sebetulnya sudah 95 persen. Kami minta maaf. Pengerahan massa tidak dapat kami hindari, karena massa dalam jumlah besar tetap akan hadir di Istana. Kami bisa menerima pembatalan parade budaya (Jakarta)," tandasnya.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam