jpnn.com - LAMONGAN - Nasib sedikitnya 13 nelayan yang tenggelam di perairan di sekitar Masalembu belum diketahui. Seorang nelayan di antara mereka dinyatakan selamat. Nelayan-nelayan tersebut merupakan warga Kelurahan Blimbing, Kecamatan Paciran.
Kapal yang bernama KM Tambah Dunung itu dinakhodai Parto, 35, warga Lingkungan Sidokumpul, Kelurahan Blimbing. Adapun nelayan yang selamat adalah Roniansyah, 25. Dia berhasil menyelamatkan diri dengan cara menumpang kapal tongkang di sekitar lokasi kejadian.
BACA JUGA: Banjir Rendam 200 Rumah di Lampung, 1 Orang Hilang
"Menurut kabar, Roniansyah sekarang sudah dibawa ke Batulicin, Kalimantan. Sayangnya, sampai sekarang, dia belum menghubungi kami maupun keluarga," kata Ketua Rukun Nelayan Blimbing Nurwakhid, Sabtu (27/7).
Dengan begitu, hingga kini penyebab tenggelamnya Kapal Tambah Dunung tersebut belum diketahui secara pasti. Diduga, kapal itu bertabrakan dengan kapal lain atau diterjang ombak. Hal tersebut masih misterius. "Hanya, menurut informasi, kapal tenggelam lantaran mengalami tabrakan dengan kapal tongkang," lanjutnya.
BACA JUGA: Mantan Pjs Bupati Siap Kembalikan Penghargaan
Lebih jauh, Nurwakhid menjelaskan, Kapal Tambah Dunung dengan 1 nakhoda dan 13 anak buah kapal (ABK) itu berangkat pada Rabu malam (17/7). Seperti biasa, belakangan ini tengah musim nelayan Lamongan melaut ke arah perairan Masalembu. Biasanya, mereka baru pulang setelah 12-15 hari.
Kapal Tambah Dunung milik Said, warga Dusun Mbongris, Kelurahan Blimbing, tersebut berukuran sekitar 20 GT (gross tonase). Kapal itu mampu menampung muatan plus penumpang maksimal hingga lebih dari 20 ton. Sebanyak 14 penumpangnya masih berusia muda dan umumnya belum berkeluarga.
BACA JUGA: Pengusaha Angkutan Merugi
"Kebanyakan mereka merupakan warga Kelurahan Blimbing. Hanya, ada dua orang pendatang yang berasal dari Jawa Tengah dan Brondong. Saya lupa namanya. Ternyata, menjelang kepulangan, pada Kamis malam, ada kabar dari Kalimantan bahwa ada seorang nelayan Blimbing yang ikut salah satu kapal tongkang karena mengalami kecelakaan di laut," terangnya.
Kepala Polairud Lamongan AKP Fadhelan membenarkan adanya informasi mengenai terjadinya kecelakaan yang menimpa nelayan yang merupakan warga Kelurahan Blimbing, Kecamatan Paciran, tersebut. Dia menyatakan, pihaknya kini sedang berkoordinasi dengan semua pihak terkait lainnya.
Di antaranya, dengan rukun nelayan dan kepala desa setempat, serta Basarnas Jawa Timur. Tujuannya, melacak kebenaran dan pencarian korban. "Kami juga sudah berusaha berkoordinasi dengan Polairud Kalimantan untuk mengetahui kepastian nelayan yang selamat," jelasnya.
Nasib yang menimpa nelayan pantura itu merupakan kali ketiga dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, 35 nelayan Paciran disandera warga Kepulauan Masalembu, Sumenep, Madura. Alasannya, kapal nelayan Paciran terlalu masuk ke perairan setempat. Selain itu, alat tangkap dinilai terlalu canggih. Hingga kini, nasib mereka juga belum diketahui. (idi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Morowali Dikepung Banjir, Satu Anak Dilaporkan Hilang
Redaktur : Tim Redaksi