Tahanan Tewas Mengenaskan, Kapolsek Bukit Raya Diperiksa Propam

Sabtu, 09 Maret 2024 – 17:05 WIB
Ilustrasi tahanan tewas di kantor polsek. Foto: dok JPNN.com

jpnn.com, PEKANBARU - Tim Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Riau memeriksa Kapolsek Bukit Raya AKP Syafnil buntut tewasnya seorang tahanan bernama Dimas Fernada pada November 2023.

"Iya, saya sudah diperiksa Propam Polda Riau bersama semua anggota," kata AKP Syafnil di Pekanbaru, Jumat (8/3).

BACA JUGA: Bocah Tewas Tersengat Listrik saat Mandi Hujan, Begini Kejadiannya

Namun, dia tidak memerinci kapan dirinya diperiksa oleh personel propam.

Menurut Syafni, dia mengetahui kabar tahanan meninggal dari anggota piket di Polsek Bukit Raya.

BACA JUGA: Innalillahi, Begini Detik-Detik Bentor Berpenumpang 5 Orang Tertimpa Pohon, 1 Tewas

Tahanan kasus dugaan penggelapan itu dilaporkan jatuh dari kamar mandi dan sempat dibawa ke RS Bhayangkara Pekanbaru untuk mendapat perawatan.

Syafnil yang saat itu sedang berada di bandara menemui tamu, memerintahkan anggotanya ke RS Bhayangkara Pekanbaru lebih dulu.

BACA JUGA: Info dari KPK soal Kerugian Negara pada Kasus Korupsi di PT Taspen, Wow

Begitu sampai di rumah sakit, ternyata tahanan itu sudah meninggal dan dilakukan autopsi luar.

Syafnil juga mengaku sudah menemui istri Dimas yang ketika itu ada di rumah sakit untuk mengetahui apa yang harus dilakukan.

"Saya jumpai istrinya untuk perkara ini, apa yang bisa diperbuat. Kalau mau diautopsi saya autopsi, saya bayar semuanya," kata AKP Syafnil.

Menurut dia, saat itu istri Dimas telah ikhlas atas kepergian suaminya dan menandatangani semua dokumen.

Istri Dimas juga ingin jenazah suaminya dipulangkan ke Medan sehingga proses pemulangan diurus polisi.

"Mendengar permintaan itu, kami mengurus semua kepulangan jenazah Dimas ke Medan dan tidak ada meminta biaya apa pun," tutur Syafnil.

Ada Oknum Polisi Minta Uang

Selain itu, AKP Syafnil juga mendengar ada permintaan uang dari anggota yang menangani kasus ini sebesar Rp 4,7 juta.

Konon permintaan uang itu terjadi ketika Syafnil belum tiba di rumah sakit.

"Ternyata, saat saya belum sampai ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau, anggota ada meminta uang autopsi. Mendengar itu saya langsung memindahkan dua anggota itu ke bagian lain karena membuat malu institusi," tutur Syafnil.

Kematian Dimas kini diselidiki Bidang Propam Polda Riau karena ada keberatan dari keluarga korban.

Polisi dan tim forensik RS Bhayangkara Polda Riau juga telah melakukan ekshumasi atau membongkar makam Dimas pada Minggu (3/3) untuk melakukan autopsi.

Kegiatan itu untuk mengetahui secara pasti penyebab tahanan tewas..

Berdasarkan keterangan kuasa hukum dari keluarga almarhum Dimas, Muhammad Abdu Harahap, pihaknya juga turut mengikuti proses ekshumasi di TPU Muslim Medan, Polonia.

"Kami ikut menyaksikan, mendampingi pihak keluarga korban," katanya.

Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga saat memandikan jasad Dimas, mereka menemukan kondisi tubuh tahanan itu sangat mengenaskan.

"Itu kepalanya bolong, tepat di belakang telinga kiri. Kemudian lehernya patah," ujar pengacara keluarga Dimas.(ant/jpnn,com)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler