Tahu Jenazah Itu Putrinya, si Ayah Langsung Histeris

Jumat, 02 September 2016 – 12:26 WIB
Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com - MALANG – Nadya Bella Anggreani, 19,  merupakan mahasiswi baru di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Dia mengambil jurusan D-3 keperawatan, dan kemarin (1/9), sebenarnya dia juga seharusnya mengikuti Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus alias ospek.

BACA JUGA: CLBK tapi Kecewa, Anak Mantan Pacar Dicabuli

Namun, warga Jalan Candi Bukitsari, Kelurahan Tulusrejo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, itu ditemukan telah terbujur kaku. Diduga kuat Bella merupakan korban pembunuhan. 

Kasus ini terungkap dari adanya penemuan jenazah tanpa identitas di Dusun Klandungan, Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

BACA JUGA: Mengharapkan Untung Besar dengan Cara Mudah, Puluhan Orang Kena Tipu

Ketika itu ada seorang warga sekitar bernama Wahyudi, 38, sedang mencari rumput. Tidak sengaja dia menemukan sesosok jenazah yang tertutup rerumputan dengan posisi telentang.

Dari kejauhan, Wahyudi memang sudah merasa curiga dengan tumpukan rerumputan itu. 

BACA JUGA: Kasat Narkoba Perintahkan 2 Penyidik Kurangi Jumlah BB Sabu-sabu

Karena dari kejauhan sudah tercium bau yang tidak sedap. Rupanya, bau tidak sedap tersebut berasal dari tubuh jenazah yang mulai dikerubuti belatung.

Mengetahui hal tersebut, Wahyudi menghubungi pihak perangkat desa setempat sekitar pukul 13.00. Oleh perangkat desa, informasi tersebut diteruskan ke aparat kepolisian. 

Tidak lama kemudian, polisi dari Polsek Dau serta Unit Identifikasi Polres Malang Kota pun datang ke lokasi.

Setibanya di lokasi, petugas kepolisian memberikan garis police line di sekitar lokasi tersebut. Kemudian petugas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) sekitar dua jam lebih. 

Setelah itu, jenazah Bella dievakuasi ke kamar mayat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.

Dari pantauan wartawan Jawa Pos Radar Malang, lokasi ditemukannya jenazah memang tersembunyi.

Letaknya berada di bawah pohon pisang. Di tempat tersebut masih ada cairan bekas jenazah yang dikerubungi lalat. 

Lokasinya cukup jauh dari Jalan Raya Tirto Sentosono, Desa Landungsari, Kabupaten Malang. Jaraknya sekitar lima puluh meter, dan harus ditempuh dengan berjalan kaki. 

”Bukan warga sini. Tidak ada yang mengenali. Perkiraan sudah sekitar tiga hari di sini,” kata Andik, salah seorang warga.

Saat jenazah dibawa ke RSSA, ternyata ada salah satu keluarga korban yang yakin jika itu adalah Bella.

Dia mengaku tahu informasi ini lewat sebuah grup komunitas di Facebook. ”Hilangnya sejak Sabtu lalu (27/8). Setelah hilang, ya kami sempat share juga fotonya di Facebook,” ujarnya.

Dia semakin yakin jika itu adalah salah satu anak dari kakaknya setelah melihat helm serta sepatu yang ditemukan di lokasi. 

Selain itu, ciri-ciri pakaian yang dikenakan juga sesuai dengan saat Bella hilang. ”Waktu itu memakai baju sweter hitam sama celana jeans berwarna biru,” lanjut dia.    

Menurutnya, Bella terakhir kali keluar dari rumah pada Sabtu lalu (27/8). Saat itu dia pamit keluar rumah dan izin mengikuti kegiatan muda-mudi karang taruna. 

”Saat itu yang menjemput temannya yang biasa bermain skater (skateboard). Satu laki-laki dan satunya lagi perempuan. Mereka naik sepeda motor bertiga,” imbuhnya.

Tidak lama kemudian ayah korban yang diketahui bernama Bonadi datang ke kamar jenazah seorang diri. 

Saat itu dia membawa sepeda motor matik. Namun, sebelum sempat memarkirkan motor, dia sudah terjatuh pingsan terlebih dahulu. ”Ada apa dengan anakku,” ujarnya sambil menangis, begitu siuman.

Bonadi pun dibopong ramai-ramai, kemudian disuruh untuk duduk terlebih dahulu. Dia diminta tetap tenang sambil diberi minum segelas air.

 ”Bapak tenangkan diri dulu. Nanti kalau sudah tenang, baru diantar masuk ke dalam ruangan,” kata salah satu anggota SAR Sri Subekti, yang mencoba menenangkan Bonadi. 

Tidak lama kemudian, dia meminta agar petugas memperlihatkan helm serta sepatu yang ditemukan di lokasi. 

Begitu petugas memperlihatkan dua barang tersebut, Bonadi lagi-lagi terdiam dan suasana sempat sunyi sejenak. 

Bonadi terdiam ketika melihat helm Bogo berwarna hitam dan cokelat. Selain itu, juga ada sepasang sepatu berwarna hitam. 

Sekitar lima detik memandangi dua benda tersebut, Bonadi langsung histeris kembali. ”Itu anakku. Itu punya anakku,” ujarnya yang kemudian lemas kembali.

Kasatreskrim Polres Malang AKP Adam Purbantoro saat ditemui di lokasi itu belum bisa memberikan banyak keterangan. 

Dia menyatakan masih melakukan penyelidikan atas kasus ini. 

”Nanti kalau sudah dipastikan identitasnya, akan kami tindak lanjuti ke mana korban terakhir pergi,” tuturnya.

Sedangkan untuk kematian korban, Adam tidak menampik adanya dugaan pembunuhan. 

”Kemungkinan dicekik, tapi untuk memastikannya harus diotopsi dahulu. Karena waktu ditemukan, jenazahnya sudah membengkak,” imbuh perwira dengan pangkat tiga balok ini. (zuk/c2/yak) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengaku Letnan Satu, Ternyata Tukang Tipu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler