JAKARTA - Terus ditekan persoalan Rintisan Sekolah Berstandar Interanisonal (RSBI) yang tidak kunjung menjadi Sekolah Berstandar Internasional (SBI), membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pasang kuda-kuda. Mendikbud Mohammad Nuh menegaskan, kementerian yang ia pimpin memasang target SBI pertama harus berdiri tahun depan.
Mendikbud Mohammad Nuh mengatakan, memang benar hingga saat ini masih belum ada satupun sekolah RSBI yang layak untuk naik kelas menjadi SBI. Meskipun begitu, Nuh menjelaskan pihaknya tidak akan tinggal diam terhadap laju perkembangan RSBI ini.
Nuh juga mengatakan pihaknya sudah memasang target keberadaan sekolah berlabel SBI. "Tahun depan (2013, Red) kami targetkan sudah ada SBI untuk masing-masing jenjang pendidikan," ujar mantan Menteri Komuniasi dan Infomasi (Menkominfo) itu. Keberadaan SBI ini diharapkan nantinya terus berkembang. Misalnya dalah satu daerah ada satu sekolah yang sudah berstatus SBI.
Menurut Nuh, dari seluruh RSBI yang ada saat ini kondisi cukup beragam. Dia menyatakan, ada yang sudah hampir siap menjadi SBI dan ada sekolah RSBI yang masih perlu pendampingan ekstra untuk siap menjadi SBI.
Kekurangan RSBI sehingga belum siap menjadi SBI di setiap sekolah pada jenjang apapun juga beragam. Mulai dari urusan tenaga pengajar atau guru yang belum banyak berijazah pascasarjana (S-2). Seperti diketahui, untuk jenjang SD setiap RSBI harus menyiapkan 10 % guru S-2, SMP 20 %, dan SMA/SMK 30%.
Selain urusan guru, Nuh juga mengatakan beberapa RSBI diharapkan bisa meningkatkan fasilitas laboratorium sebagai penunjang pembelajaran. Selanjutnya, persoalan ketersediaan buku, akses kerjasama dengan pendidikan luar negeri, serta kualitas lulusan di sebagaian besar RSBI akan dipantau secara lebih mendalam.
Di tengah gelombang penghentian bahkan pembubaran RSBI, Nuh mengatakan ada sejumlah RSBI yang kualitas benar-benar jempolan. Diantaranya adalah SMAN 8 Jakarta. Nuh menyorot kualitas siswa yang belajar di sekolah yang ada di kawasan Tebet, Jakarta Selatan ini.
Saking berkualitasnya, ujar Nuh, menjelang pelaksanaan Unas (Ujian Nasional) sejumlah perguruan top lokal dan luar negeri sudah membuka pameran untuk merekrut calon alumni. "Istilah jika kita beli motor, mereka itu inden dulu untuk merekrut alumni SMAN 8 Jakarta," ucap Nuh.
Potensi beberapa RSBI yang bagus ini sangat sayang jika akhirnya RSBI harus dihapus. Dia menjelaskan, kastanisasi di pendidikan tidak menjadi persoalan. Asalkan kastanisasi itu untuk urusan mutu pendidikan. Tapi jika kastansiasi ini cenderung mengarah pada pertimbangan sosial ekonomi wali murid, Nuh sangat menolaknya. Pihak Mendikbud siap berada di garda terdepan untuk menutup RSBI yang menutup akses untuk siswa miskin berprestasi.
Nuh juga mencoba menjelaskan kepada masyarakat terkait keberadaan 1.305 RSBI yang belum siap menjadi SBI. Meskipun diantara RSBI itu sudah didirikan sejak 2005 silam. Dia menganalogikan pendirian RSBI dalam rangka membuat SBI seperti perjalanan mudik dari Jakarta menuju Surabaya dengan mobil.
"Sekarang ini masih masuk Cikampek. Jika ada mobil yang ban-nya bocor, atau mesinnya mogok, masak harus disuruh kembali lagi ke jakarga," kata dia. Jika cara ini ditempuh, ujar Nuh, pemudik tadi tidak akan pernah sampai Surabaya. Bahksan sampai musim lebaran usai.
Begitu pula dengan keberadaan ribuan RSBI yang belum siap menjadi SBI. "Tidak bisa langsung diturunkan lagi menjadi SSN (Sekolah Standar Nasional)," kata dia. Cara yang lebih bijak menurut Nuh adalah, Kemendikbud terus mengintervensi RSBI-RSBI yang tidak kunjung menjadi SBI ini. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... RUU Kerukunan Umat Beragama Lindungi Kaum Minoritas
Redaktur : Tim Redaksi