Tahun Ini, BNC Memfokuskan pada Investasi Transformasi Digital

Senin, 30 Agustus 2021 – 14:59 WIB
Ilustrasi Bank digital. Foto: Mobile Transaction

jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) mencatatkan pertumbuhannya sebagai pelopor bank digital di Indonesia dalam satu tahun terakhir ini.

Melalui laporan keuangan semester I 2021, BNC telah menyalurkan kredit sebesar Rp3,8 triliun per posisi Juni 2021 atau meningkat lebih dari 30 persen dibandingkan Juni 2020 sebesar Rp2,9 triliun.

BACA JUGA: Minta Air Minum kepada Istri Teman, TN Lantas Buka Celana, Astaga!

Peningkatan itu berimbas pada kenaikan pendapatan bunga bersih (net interest income) sebesar 42 persen atau setara dengan Rp40 miliar, dari Rp96 miliar pada periode Juni 2020 menjadi Rp136 miliar pada Juni 2021.

Di sisi aset juga terdapat kenaikan signifikan sebesar 75 persen dari Rp4 triliun pada Juni 2020 menjadi Rp7 triliun di Juni 2021.

BACA JUGA: Kepergok Mencuri, Pemuda Ini Panik Sampai Memerkosa Nenek-Nenek, Astaga!

Kenaikan di sisi aset itu juga dimotori kenaikan signifikan di sisi perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK).

DPK pada Juni 2021 tercatat sebesar Rp5,1 triliun, meningkat sedikitnya 70 persen dibandingkan perolehan pada Juni 2020 sebesar Rp3 triliun.

BACA JUGA: Digital Banking Bank BJB Tumbuh Berlipat di Tengah Pandemi Covid-19

Hal itu membuktikan bahwa BNC makin dipercaya masyarakat. Seiring dengan makin lajunya proses tranformasi BNC menjadi bank digital pada 2021, maka besaran angka investasi dan pos-pos biaya tertentu juga meningkat.

Investasi dalam teknologi dan keamanan digital, pengembangan sumber daya manusia, dan biaya promosi serta akuisisi nasabah baru (user acquistion cost) menjadi sesuatu yang tak terelakkan.

Menjadi catatan bahwa kenaikan itu merupakan sesuatu yang wajar, mengingat aplikasi digital BNC bernama neo+ sekarang ini telah diunduh total lebih dari 6 juta per Agustus 2021.

BNC melalui keberadaan aplikasi digitalnya telah mencatat pertumbuhan nasabah baru dari digital (new digital user growth) yang signifikan selama beberapa bulan sejak diluncurkan pada Maret 2021.

Fenomena itu disebabkan oleh minat masyarakat yang mulai tinggi akan bank digital dan besarnya animo nasabah baru akan produk dan layanan perbankan yang ditawarkan BNC.

Besaran angka beban operasional BNC pada paruh pertama tahun ini meningkat sangat signifikan, yaitu dari Rp76 miliar per Juni 2020 menjadi Rp268 miliar per Juni 2021.

Hal itu sedikit banyak mengkontribusikan dibukukannya rugi sebelum pajak sebesar Rp132 miliar pada paruh pertama 2021.

Di sisi rasio keuangan, per Juni tahun ini rasio kredit bermasalah terhadap total kredit (Non Performing Loan) bank mengalami kenaikan menjadi 3,42 persen dari posisi Juni 2020 sebesar 2,7 persen.

Rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) mencapai 74,46 persen turun dari posisi 97,94 persen pada Juni 2020.

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan penurunan laba bersih lebih banyak disebabkan transformasi untuk menjadi bank digital.

Perseroan terus mengalokasikan belanja modal untuk investasi di sisi teknologi, pengembangan sumber daya dan juga pengembangan aplikasi agar sesuai dengan kebutuhan pengguna, termasuk di dalamnya biaya promosi.

Menurut Tjandra,faktor yang menjadi penggerak utama peningkatan biaya operasional adalah mereka aktif melakukan investasi khususnya di bidang teknologi dan keamanan digital.

Faktor lainnya ialah dalam pengembangan menjadi bank digital, BNC harus membekali diri dengan talenta-talenta baru sesuai dengan kebutuhan perseroan yang ahli di bidangnya.

"Pada semester I, salah satu fokus kami adalah merekrut talenta-talenta yang sesuai dengan kebutuhan perseroan. Kami mengubah mindset kami yang sebelumnya bank konvensional selama puluhan tahun, menjadi bank digital yang luwes, adaptif, dan inovatif," jelasnya.

Sementara itu, jelas Tjandra, BNC mengalami penurunan laba bersih pada semester I 2021 disebabkan faktor investasi dalam teknologi dan keamanan digital.

"Sejalan dengan new digital user growth, tentu akan ada pos-pos biaya yang meningkat secara linier dengan pertumbuhan digital user kami tersebut. Kami menilai hal ini masih sesuatu yang wajar," pungkas Tjandra. (rdo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Digitalisasi, Bank Neo Commerce Bidik Kaum Milenial


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler