Digitalisasi, Bank Neo Commerce Bidik Kaum Milenial

Senin, 08 Maret 2021 – 22:28 WIB
Ilustrasi Bank digital. Foto: Mobile Transaction

jpnn.com, JAKARTA - Tren digitalisasi di industri perbankan mendorong banyak bank di Indonesia berlomba menawarkan layanan keuangan yang lebih praktis dan nyaman.

Bank digital memiliki segmen konsumen yang berbeda dengan bank konvensional.

BACA JUGA: Kombes Helmi Keluarkan Ultimatum: Ke Mana Pun Tetap Kami Buru

Bank bertipe digital juga tidak sama dengan institusi keuangan digital (fintech) dalam hal esensi bisnisnya.

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan, bank digital menargetkan segmen milenial, karena selain lebih melek terhadap teknologi, generasi muda digadang-gadang menjadi motor pertumbuhan ekonomi di masa depan.

BACA JUGA: Saham BBYB Naik Signifikan Seiring Lonjakan Tren Bank Digital

"Penterasi digital makin masif di sektor perbankan. Masyarakat menilai berbagai layanan digital bisa memberikan kemudahan dan kenyamanan."

"Pilihan makin banyak, baik oleh bank digital maupun bank yang sedang bertransformasi digital," kata Tjandra Gunawan dalam keterangan pers, Senin.

BACA JUGA: Kolaborasi Gojek dan Bank Jago Berpotensi jadi Bank Digital

"Digital segmen yang kami bidik adalah kaum milenial. Dengan kami berubah visi ke digital, kami total masuk ke segmen baru yakni milenial. Namun, kami tidak akan meninggalkan segmen yang sudah ada. Kami bahkan berinovasi dengan segmen yang sudah ada," kata Tjandra menambahkan.

Ia mengatakan, bank yang sedang bertransformasi menuju digital akan tetap memprioritaskan nasabah lama, tetapi mereka akan menambah layanan-layanan digital untuk memberikan kemudahan.

Terkait perbedaan bank digital dengan konvensional, menurut dia, ialah teknologi dalam proses perbankan dari awal hingga akhir.

Pada bank konvensional masih terdapat aktivitas manual, sedangkan pada bank digital sepenuhnya ditangani sistem.

Kendati demikian, bank digital tetap mengedepankan prinsip perbankan yaitu "trust" atau kepercayaan, sama seperti bank konvensional.

"Saat bank bertransformasi menjadi digital, key point adalah security. Justru dengan bertransformasi, security akan meningkat dalam artian proses perbankan diubah menjadi digital atau seamless dari awal hingga akhir. Dalam hal ini, sistem yang melakukannya," kata dia.

Tjandra juga menjelaskan, yang menjadi pembeda antara bank konvensional dengan fintech adalah esensi bisnisnya.

"Bank kegiatan utamanya adalah menghimpun dana simpanan dan menyalurkan kredit. Bank berkewajiban, selain menghimpun, juga memastikan proses yang terjadi di dalamnya adalah proses yang prudence dan agile," kata dia.

"Maka esensi bisnis bank adalah business trust. Sedangkan fintech merupakan institusi pilihan juga dengan trust yang penting tetapi dengan esensi tidak sama seperti pada bank."

Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) yang semula bernama Bank Yudha Bhakti dan diakuisisi Akulaku mendapatkan laba bersih Rp 15,8 miliar pada 2020.

Meski terdampak pandemi tetapi mereka hanya turun 0,8 persen dari pencapaian tahun 2019 senilai Rp 16 miliar. (rdo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suh Jambret Guru Honorer di Jalan, Warga Sigap, Selesai...


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler