JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) tahun ini bakal merehabilitasi 61 ribu bangunan kelas sekolah dasar yang rusak ringan dan sedang. Kemdiknas telah mengalokasikan anggaran Rp 5,6 triliun.
"Dana untuk rehabilitasi sekolah akan berbentuk block grant atau hibah. Tujuannya agar dana tersebut bisa diterima utuh tanpa potongan pihak sekolah," terang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh di Bogor kemarin (1/4).
Nuh mengakui model block grant keluar dari pakem pencairan anggaran rehabilitasi sekolah, namun diyakini bakal lebih efektif karena langsung dikerjakan oleh pihak sekolah sendiri tanpa menunggu proses tender di tingkat kabupaten/kota. Model block grant dipilih karena pada praktiknya, telah banyak proyek rehabilitasi bangunan sekolah yang langsung dikerjakan sekolah, tanpa proses tender atau lelang. "Kepala sekolah merangkap jadi pengawas proyek, ya nggak apa-apa," tuturnya.
Dengan model block grant, komite sekolah dapat bekerjasama dengan TNI, Polri, dan masyarakat di sekitar sekolah untuk melaksanakan pekerjaan. Nuh berharap rehab bangunan SD telah dapat digunakan pada Juli mendatang.
Menurut Direktur Pembinaan SD Kemdikbud, Ibrahim Bafadal, proyek rehabilitas ruang kelas SD ini lanjutan dari proyek serupa tahun lalu. Dengan total anggaran Rp 1,5 triliun, sebanyak 8.700 unit ruang kelas di 2.180 sekolah tingkat SD telah direhab. Hingga akhir tahun, pelaksanaan anggarannya mencapai 98 persen.
Kemdikbud tahun ini juga berencana menggunakan mebel rotan untuk mengganti bangku kayu di ruang kelas, khusus bagi sekolah-sekolah yang menjadi sasaran rehabilitasi. Kebijakan tersebut dilakukan untuk mendorong penggunaan rotan setelah tahun lalu Kementerian Perdagangan melarang ekspor rotan mentah.
"Agar serapan rotan dalam negeri meningkat, bangku-bangku siswa di 61 ribu ruang kelas yang direhabilitasi akan menggunakan mebel dari rotan," terang Nuh.
Imbas kebijakan tersebut, nilai pengadaan mebel akan menjadi lebih mahal dibandingkan mebel berbahan-baku kayu non-jati seperti yang selama ini telah berjalan. Untuk satu kelas dengan 21 set meja-kursi, dibutuhkan setidaknya Rp 18 juta. "Memang lebih mahal, namun kualitas meja dan bangku berbahan dasar rotan lebih awet," terang Nuh. (wan/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puluhan Madrasah Di Babel tak Terakreditasi
Redaktur : Tim Redaksi