Taipei Cycle juga dipenuhi aksesori dan alat-alat untuk perawatan sepeda yang tergolong unik. Mereka berlomba menyajikan keunggulan produk dengan menarik agar lebih dipelototi pengunjung. Sebagian bahkan pamer dengan cara ekstrem.
FATHONI P. NANDA, Taipei
MELINTASI salah satu sudut timur Nangang Exhibition Hall 4F, mata langsung tertuju pada booth Joe's No-Flats. Sebab, di bagian depan booth tersebut terpasang sebuah roda sepeda gunung ukuran 26 inci yang sangat unik. Di hampir seluruh bagian ban tertancap baut. Namun, ban itu tetap keras. Tidak bocor. Angin di dalamnya tidak keluar sedikit pun.
Semua itu berkat sealant yang telah dimasukkan ke ban. Caranya, cairan sealant produksi Joe's No-Flats dimasukkan melalui lubang pentil. Setelah ban diputar hingga merata dan cukup waktu, ban aman dari segala gangguan benda tajam. Misalnya, paku atau baut di jalan atau duri dan ranting tajam di hutan.
BACA JUGA: Banyak Belajar saat Berada di Amerika
"Bahkan, ketika baut ini dicabut, ban tetap bisa digunakan seperti biasa. Untuk kondisi normal, ban bisa bertahan lama. Jadi, tidak perlu diganti," ungkap Katina Jeong, operations manager Asia Pacific Joe's No-Flats, yang ditemui di stannya.
Untuk membuktikan ketangguhan produknya, Joe's menyediakan sepeda plus papan berpaku untuk uji coba ban istimewanya. Pengunjung bisa mengetes kekuatan ban itu. Ban melindas paku berkali-kali hingga menancap, namun terlepas lagi. Hasilnya, ban tidak gembos dan tetap bisa digunakan seperti biasa.
BACA JUGA: Mama Ade Sara: Saya Yakin Mereka Anak yang Baik
Selain ban tahan bocor, Joe’s menyediakan ban tubeless, tubular, bahkan untuk ban dalam. "Kami jamin, teknologi yang kami gunakan ramah lingkungan," terang Jeong.
Dia juga menjelaskan, produk Joe’s aman bagi orang yang alergi lateks atau protein. Karena itu, cyclist akan aman-aman saja saat memasukkan cairan sealant ke dalam ban. Bahkan, sealant mudah dibersihkan jika tercecer.
BACA JUGA: Mengunjungi Feira Hippie de Ipanema, Pasar dengan Semangat Hippie
Bergeser ke booth lain, tampak aksesori kacamata yang memamerkan produk antitempal air. Untuk membuktikannya, ZIV selaku produsen meneteskan air ke lensa kacamata tanpa henti sepanjang pameran berlangsung. Air yang jatuh ke lensa akan langsung meluncur ke bawah. Bagi cyclist, air bisa berbentuk keringat atau air hujan. Karena itu, cyclist perlu kacamata yang antiair sehingga tidak menghalangi pandangan saat berkendara.
Booth di sekitar paviliun D&I Award lantai 1 Nangang Exhibition Hall juga tak kalah pamer inovasi. Di sana bisa dilihat deretan rantai bersaput bahan-bahan mahal. Misalnya, rantai dengan coating emas yang diklaim lebih tahan lama. Rantai itu lebih cocok digunakan untuk sepeda-sepeda fashion berharga mahal, terutama dengan warna senada.
Ada juga rantai yang menggunakan coating ceramic. Yang satu ini memenangi penghargaan desain dan inovasi. Lapisan keramik diyakini dapat membuat permukaan rantai lebih keras, namun tetap bersuara halus. Part besutan KMC Chain Industrial itu juga diklaim tahan lama lantaran minim gesekan.
Ada pula sadel bersuspensi yang memenangi penghargaan serupa. Namanya Morgaw Saddle. Jangan dibayangkan sadel tersebut berukuran besar lantaran ditopang peredam kejut. Bentuknya tetap tipis seperti sadel-sadel generasi saat ini. Shock absorber ditanamkan di bagian bawah sadel yang langsung terhubung dengan rel penyangga.
Kesannya tipis, tapi bisa memantul dengan halus.
Anak-anak juga mendapat perhatian dari exhibitor Taipei Cycle 2014. Ragam sepeda untuk mereka bertebaran di mana-mana. Tak terkecuali aksesori sepeda yang bisa membawa balita dengan aman. Yang cukup menarik perhatian adalah Qibbel, produsen bicycle child seat.
Perusahaan asal Belanda itu tidak sekadar memikirkan bagaimana ibu atau bapak membawa anak balitanya bersepeda. Faktor keamanan dan kenyamanan menjadi pertimbangan utama. Desain kursi sepeda untuk anak harus menjamin sang buah hati tidak akan terjatuh berada di boncengan.
Qibbel juga mendesain kursi untuk anak yang bisa ditempatkan di bagian depan sepeda. Tantangan boncengan semacam itu adalah angin yang menerpa anak dari depan. Masalah itu pun sudah bisa diatasi. Mereka memasang tameng transparan agar anak tidak kedinginan atau masuk angin saat diajak keliling bersepeda. Aman dan nyaman
sekaligus mengajari anak untuk mengenal sepeda sejak dini.
Di jajaran frame sepeda, booth Pro-Lite memamerkan desain rajutan serat karbon yang membangun sebuah rangka sepeda. Rajutan tersebut ditonjolkan di bagian top tube, down tube, dan seat tube. Meski di bagian-bagian tersebut masih berupa jalinan serat menyerupai kawat telanjang, frame sepeda sudah sangat kaku dan kuat. Trik itu mirip dengan perusahaan motor yang memamerkan bagian dalam mesin dengan memotong dan membuang sebagian penutupnya.
***
Taipei Cycle 2014 resmi ditutup kemarin (8/3). Selama empat hari penyelenggaraan, para exhibitor dan pengunjung dari seluruh dunia bisa menikmati beragam inovasi yang ditampilkan. Taitra sebagai penyelenggara juga memberikan kesempatan kepada publik umum untuk menyaksikan pameran tahunan itu meski hanya pada hari terakhir.
Maka, pada hari terakhir, Nangang Exhibition Hall penuh sesak pengunjung. Penyelenggara mengklaim, tidak ada perdagangan ritel pada event tersebut. Namun, sudah menjadi perbincangan sejak awal pameran, sebagian produk yang dipajang akan dilepas dengan harga murah. Bargantung kemampuan menawar para pemburu sepeda dan aksesorinya.
Soal kualitas, mereka menganggap Taipei Cycle 2014 diikuti perusahaan yang sangat berkomitmen dalam mendesain sepeda untuk masa depan. "Saya yakin tidak ada produsen yang main-main di sini. Semua pasti bagus karena perusahaannya jelas," ujar Tommy H. Pratomo, owner Tom's Bikes yang datang ke Taipei Cycle sebagai pengunjung internasional.
Tommy bahkan sudah mendapatkan tiga penawaran sepeda. Satu berbahan cromoly dari merek terkenal, dua lainnya berbahan serat karbon. Semuanya dari jenis road bike. "Kalau yang cromoly bisa kena USD 100," katanya.
Saat berbincang dengan Jawa Pos di arena pameran (7/3), Tommy mengaku bingung memilih di antara tiga sepeda itu. Keinginan paling kuat tentu saja membawa pulang frame sepeda karbon. Salah satu pilihannya berupa sepeda karbon dengan material logam yang sangat minim. Hanya ada di bagian dropout dan headset. Itu pun sangat tipis. Harga penawarannya USD 500.
"Ada juga frame karbon yang ditawarkan USD 300. Semua desain baru. Saya masih bingung mau pilih yang mana," katanya. "Tapi, saya harus bawa pulang salah satu di antara tiga itu," tandas Tommy. (*/c10/ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lewat Blog, Toni Wahid Mendirikan Pustaka Kopi Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi