jpnn.com - JAKARTA - PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) mengalami kesulitan dalam membayar gaji ribuan karyawannya. Selain mempunyai tunggakan utang Rp 7,6 triliun kepada perusahaan BUMN dan pihak swasta, saat ini Merpati juga tidak memiliki aset sama sekali.
Deputi Bidang Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lainnya Kementerian BUMN, Gatot Trihargo mengatakan, Merpati memang sudah tak punya uang lagi untuk membayar gaji. "Soal gaji, itu yang kita sadari, karena mereka nggak ada aset yang bisa dilepas, karena Merpati sudah tidak ada aset yang bisa dilepas untuk bayar gaji," ungkapnya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Selasa (12/8).
BACA JUGA: Ini Alasan Kementerian BUMN Tak PHK Karyawan Merpati
Mengenai nasib kejelasan status pegawai Merpati yang masih terkatung-katung, Gatot mengatakan bahwa saat ini direksi di maskapai pelat merah itu tidak bisa berbuat banyak. Sebab, kalaupun harus melakukan perampingan jumlah karyawan maka harus menerapkan kebijakan PHK. Implikasinya, harus ada dana untuk membayar pesangon bagi karyawan yang terkena PHK.
Karenanya, kata Gatot, tak mungkin Merpati mengeluarkan dana untuk membayar PHK sementara uang untuk gaji karyawan juga tak ada. Untuk itu, ia meminta karyawan bersabar sampai bisa bertemu dengan Menteri BUMN Dahlan.
BACA JUGA: Proyek Kereta Trans Sulawesi Telan Rp 9,65 Triliun
"Banyak hal yang harus dipertimbangkan, kalau kita harus PHK, itu harus bayar mereka. Untuk membayar PHK uangnya saja tidak ada. Opsinya Pak Dahlan, tunggu hari Kamis," beber Gatot.
Sebelumnya Gatot juga menemui ratusan karyawan Merpati yang berdemo di Kementerian BUMN. Gatot mewakili Menteri BUMN, Dahlan Iskan yang tengah berada di Makassar untuk menghadiri rapat bersama Menko Perekonomian Chairul Tanjung.
BACA JUGA: Uang NKRI Beredar 18 Agustus
Sebelumnya, Gatot menggelar pertemuan dengan Direktur Utama Merpati Asep Ekanugraha dan perwakilan karyawan. Saat beraudensi dengan pendemo, Gatot menjelaskan hasil pertemuan dengan direksi Merpati dan perwakilan pekerja.
“Kami menampung semua harapan dan keinginan teman-teman semua. Kami juga sudah sampaikan hasil rekomendasi dari DPR," ucap Gatot dari pengeras suara yang ia pegang.
Diakui Gatot, bahwa opsi penyelamatan yang pihaknya berikan, yakni rekstrukturisasi utang Merpati dirasa belum memberikan kepuasan bagi karyawan. Karenanya, ia meminta maaf bila keputusan yang kementerian berikan saat ini belum memuaskan hati mereka.
"Walaupun kami akui tidak puas dengan jawaban kami, namun langkah-langkah kami itu (rekstrukturisasi utang Merpati) opsi terakhir yang terbaik untuk selamatkan Merpati. Kami mohon, teman-teman juga memonitor langkah kami ini," serunya.
Atas penjelasan itu, ratusan karyawan yang berdemo memaklumi dan dapat mengerti penjelasan Gatot. Namun demikian, para karyawan Merpati juga memberikan catatan agar Kementerian BUMN bersungguh-sungguh membantu untuk menuntaskan pembayaran gaji karyawan Merpati.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekspor Naik, Industri Tertekan Kebijakan Listrik
Redaktur : Tim Redaksi