JAKARTA - Hingga saat ini belum ditemukan warga yang tewas akibat terinfeksi Virus flu burung atau virus H5N1. Namun, baru-baru ini justru muncul varian baru H5N1 yang ditengarai juga mampu mengakibatkan kematian pada orang yang terinfeksi. Virus flu burung clade baru tersebut menyerang ribuan itik di beberapa daerah di Indonesia, khususnya pulau Jawa
Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi, wabah flu itik itu hingga saat ini belum menyerang manusia. Meski demikian, Menkes mengingatkan masyarakat harus tetap berwaspada dan berhati-hati agar tidak terjangkit wabah itu.
"Alhamdulilah, sampai tadi pagi ini belum laporan terjangkit pada manusia. Kita syukuri. Mentan (Menteri Pertanian Suswono) tentu yang pusing karena itik yang sakit maka yang lainnya perlu dibunuh atau divaksinasi. Alhamdulilah sampai saat ini dalam tahap itik saja," ujar Nafsiah di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (22/1).
Nafsiah mengingatkan agar masyarakat menjauhi unggas atau itik yang mati secara tidak wajar. Ia mengatakan saat ini edukasi tentang bahaya flu itik terhadap masyarakat masih dijalankan Kementerian Kesehatan. Sehingga masyarakat bisa mengantisipasi jika menghadapi kejadian serupa.
"Jangan panik. Edukasi ke masyarakat jalan terus. Kita belum tahu sampai saat ini apakah bermutasi ke manusia atau tidak. Kita berusaha betul agar masyarakat tahu bagaimana cara menghindarinya," ungkap Nafsiah.
Seperti diketahui, virus flu burung varian baru tersebut pertama kali muncul di daerah Brebes. Tidak lama, virus tersebut mulai menjarah daerah-daerah lain di pulau Jawa. Setidaknya sekitar 250 ribu unggas jenis itik di pulau Jawa mati. Kematian itik terbanyak terjadi di Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY dan Jawa Barat. (flo/jpnn)
Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi, wabah flu itik itu hingga saat ini belum menyerang manusia. Meski demikian, Menkes mengingatkan masyarakat harus tetap berwaspada dan berhati-hati agar tidak terjangkit wabah itu.
"Alhamdulilah, sampai tadi pagi ini belum laporan terjangkit pada manusia. Kita syukuri. Mentan (Menteri Pertanian Suswono) tentu yang pusing karena itik yang sakit maka yang lainnya perlu dibunuh atau divaksinasi. Alhamdulilah sampai saat ini dalam tahap itik saja," ujar Nafsiah di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (22/1).
Nafsiah mengingatkan agar masyarakat menjauhi unggas atau itik yang mati secara tidak wajar. Ia mengatakan saat ini edukasi tentang bahaya flu itik terhadap masyarakat masih dijalankan Kementerian Kesehatan. Sehingga masyarakat bisa mengantisipasi jika menghadapi kejadian serupa.
"Jangan panik. Edukasi ke masyarakat jalan terus. Kita belum tahu sampai saat ini apakah bermutasi ke manusia atau tidak. Kita berusaha betul agar masyarakat tahu bagaimana cara menghindarinya," ungkap Nafsiah.
Seperti diketahui, virus flu burung varian baru tersebut pertama kali muncul di daerah Brebes. Tidak lama, virus tersebut mulai menjarah daerah-daerah lain di pulau Jawa. Setidaknya sekitar 250 ribu unggas jenis itik di pulau Jawa mati. Kematian itik terbanyak terjadi di Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY dan Jawa Barat. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ramadhan Pohan Bantah Ada Pencaplokan Pulau Semakau
Redaktur : Tim Redaksi