Tak Ada Larangan Atlet Karate Berhijab Saat Tanding

Selasa, 27 Desember 2016 – 06:58 WIB
Atlet karate. Foto: dok.JPG

jpnn.com - SURABAYA--Pengurus Provinsi atau Pengprov Forki Jatim membantah pernah melarang atlet berhijab saat pertandingan.

Termasuk pada kejuaraan terbuka Piala Bupati Magetan yang digelar 22-24 Desember lalu di GOR Ki Mageti Magetan.

BACA JUGA: Gagal Boyong Evan Dimas, Aji Bidik Bayu Gatra

Informasi yang beredar di media sosial, diberitakan jika pada kejuaraan tersebut, seorang atlet muda putri asal Ngawi, yakni Aulia (13), dilarang bertanding oleh juri gara-gara memakai hijab, Jumat lalu.

Tak ayal, kabar tersebut dibantah oleh Purwanto, Tatami Manajer atau Juri Kepala yang bertugas dalam kejuaraan tersebut.
Sebab menurut juri berlisensi AKF (Asian Karate Federation) itu, tidak pernah ada larangan bagi atlet berhijab untuk mengikuti pertandingan di kejuaraan tersebut.

BACA JUGA: Diam-diam Persiba Dekati Striker Asal Brasil Ini

Bahkan, Purwanto mencontohkan, atlet asal Mojokerto yang meraih emas dalam kejuaraan itu, juga berhijab selama pertandingan.

"Tidak ada perintah dari wasit untuk melepas hijab. Bahkan, atlet Mojokerto yang memakai hijab standar, kita jadikan contoh kepada semua peserta," ujarnya.

BACA JUGA: Pencapaian Buruk Persegres di TSC Terancam Terulang

Memang, lanjutnya, ada aturan yang harus diikuti semua karateka peserta dalam kejuaraan itu.

Dan aturan itu, sudah disampaikan saat technical meeting dan disepakati.

Salah satunya, adalah pemakaian hijab dengan standard World Karate Federation (WKF) yang sudah disetujui International Karate Organization (IKO).

"Jadi, hari Rabu (21/12) malam, sebelum pertandingan, dalam tehnical meeting yang dihadiri ofisial kontingen telah disampaikan beberapa peraturan pertandingan, salah satunya bagi atlet putri berhijab sesuai standar karate, dan ini telah disepakati semua ofisial kontingen," katanya kepada wartawan yang didampingi Ketua dan Wakil Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Forki Jatim, Johanes Kunto dan Suyanto.

Sedangkan untuk kasus Aulia, Purwanto melihat yang bersangkutan tidak berhijab standar karate di waktu semua peserta yang akan turun bertanding baris melakukan penghormatan sehingga disarankan untuk mengganti.

"Sebelum bertanding, kita sudah memberikan kesempatan kepada semua peserta dengan mengumumkan agar atlet yang berhijab tidak standar, mengganti dengan yang standard WKF (World Karate Federation), termasuk yang bersangkutan. Bahkan kita juga kasih contoh hijab standar yang dipakai atlet Mojokerto kepada semua peserta," imbuhnya.

Namun, katanya, saat giliran nama Aulia dipanggil untuk menjalani pertandingan, yang bersangkutan malah tidak ada entah ke

"Karena sudah kita panggil tapi tidak ada, ya kita anggap mundur," ucapnya.

Hal yang sama juga diamini Suyanto, Waka Bidang Pembinaan dan Prestasi Forki Jatim.

Yang intinya, Forki Jatim dan cabang olahraga karate pada umumnya, tidak pernah melarang penggunaan hijab dalam setiap pertandingan di kejuaraan mana pun asal memenuhi standar yang telah ditentukan.

"Hijab standar WKF itu sudah disetujui IKO. Dan semata-mata, sebenarnya hijab yang standar itu juga untuk melindungi atlet. Salah satunya untuk mengetahui atlet tersebut menggunakan anting atau tidak dan memiliki memar atau tidak sebelum pertandingan. Sebab kasihan atletnya jika sampai membahayakan dirinya sendiri," katanya. (mba)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Popon Terima Kontrak Baru Tanpa Lihat Nominal


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
karate  

Terpopuler