RAHA - Bila di kabupaten lain penyambutan malam tahun baru diwarnai dengan pesta kembang api dan hiburan yang mewah, namun di Kota Raha malah sebaliknya. Perayaan tahun baru di Kota Raha, Muna, Sulawesi Tenggara kali ini tanpa pesta. Tak ada lautan manusia, kendaraan yang padat lalu lalang. Tugu jati by pass, yang tahun-tahun sebelumnya menjadi pusat keramaian, sunyi lenggang. Padahal biasanya sejak pukul 19.00 Wita, sudah mulai dipadati masyarakat.
Beberapa keluarga sempat membawa keluarganya untuk menyambut tahun baru di tugu jati. Namun tak lama kemudian sudah meninggalkan tempat. "Tak sama seperti tahun sebelumnya, tidak ada keramaian," ujar pria bernama Wahyudi itu. Di Tugu Jati hanya diramaikan para Polisi yang berjaga. Mereka membangun posko utama di lokasi tersebut.
Begituhalnya di Kelurahan-kelurahan, yang biasanya menggelar acara-acara sendiri untuk menyambut tahun baru, juga setali tiga uang, sunyi. Di Kelurahan Watonea yang biasanya para pemudanya menggelar acara dengan menyewa elekton, tahun ini tidak dilakukan lagi. Sementara itu para ibu-ibunya, seperti tahun sebelumnya tetap menggelar pengajian dan doa bersama.
Di Galampano Kantolalo, rumah jabatan Bupati Muna, digelar acara sederhana yang dihadiri oleh para Muspida dan SKPD untuk menyambut malam pergantian tahun. Acara tersebut dirangkai dengan perpisahan Sekda Muna Drs La Ora, yang telah memasuki usia pensiuan per 31 Desember 2012. Sekaligus pengumuman pemenang lomba festival Napabale. Hiburan diisi oleh kesenian tradisional, kantola dan rambi wuna.
Sepinya penyambutan malam tahun baru, tidak terlepas dengan kondisi keamanan kota Raha. Tawuran antara remaja mengakibatkan dua rumah terbakar, satu meninggal dan beberapa orang mengalami luka serius.
Padahal, Polisi sudah menurunkan 2/3 kekuatanya atau 215 personel untuk melakukan penjagaan di malam penyabutan tahun baru. Namun toh tetap juga, warga masih ketakutan untuk beraktivitas di luar rumah dimalam hari.
"Kita lebih memilih tak keluar rumah menyambut tahun baru. Khawatir kalau ditempat keramaian, terjadi perkelahian pemuda lagi," ujar Untung warga Sumur Bata. (awn)
Beberapa keluarga sempat membawa keluarganya untuk menyambut tahun baru di tugu jati. Namun tak lama kemudian sudah meninggalkan tempat. "Tak sama seperti tahun sebelumnya, tidak ada keramaian," ujar pria bernama Wahyudi itu. Di Tugu Jati hanya diramaikan para Polisi yang berjaga. Mereka membangun posko utama di lokasi tersebut.
Begituhalnya di Kelurahan-kelurahan, yang biasanya menggelar acara-acara sendiri untuk menyambut tahun baru, juga setali tiga uang, sunyi. Di Kelurahan Watonea yang biasanya para pemudanya menggelar acara dengan menyewa elekton, tahun ini tidak dilakukan lagi. Sementara itu para ibu-ibunya, seperti tahun sebelumnya tetap menggelar pengajian dan doa bersama.
Di Galampano Kantolalo, rumah jabatan Bupati Muna, digelar acara sederhana yang dihadiri oleh para Muspida dan SKPD untuk menyambut malam pergantian tahun. Acara tersebut dirangkai dengan perpisahan Sekda Muna Drs La Ora, yang telah memasuki usia pensiuan per 31 Desember 2012. Sekaligus pengumuman pemenang lomba festival Napabale. Hiburan diisi oleh kesenian tradisional, kantola dan rambi wuna.
Sepinya penyambutan malam tahun baru, tidak terlepas dengan kondisi keamanan kota Raha. Tawuran antara remaja mengakibatkan dua rumah terbakar, satu meninggal dan beberapa orang mengalami luka serius.
Padahal, Polisi sudah menurunkan 2/3 kekuatanya atau 215 personel untuk melakukan penjagaan di malam penyabutan tahun baru. Namun toh tetap juga, warga masih ketakutan untuk beraktivitas di luar rumah dimalam hari.
"Kita lebih memilih tak keluar rumah menyambut tahun baru. Khawatir kalau ditempat keramaian, terjadi perkelahian pemuda lagi," ujar Untung warga Sumur Bata. (awn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penangkapan Ikan Gunakan Bom Masih Marak
Redaktur : Tim Redaksi