jpnn.com, BEIJING - Pemerintah Tiongkok menanggapi protes Vietnam soal aktivitas kapal riset Xiang Yang Hong-10 di Laut China Selatan (LCS).
Negara Asia Tenggara itu murka lantaran kapal-kapal Tiongkok beroperasi tanpa izin di area perairan yang berdasarkan hukum internasional adalah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Vietnam.
BACA JUGA: Vietnam Desak Tiongkok Hentikan Penyerobotan di Laut China Selatan
Keluhan negara tetangga yang juga berhaluan komunis tersebut tentu saja tak berarti apa-apa bagi Tiongkok.
"Tidak ada yang namanya masuk ZEE negara lain," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok (MFA) Mao Ning menjawab pertanyaan wartawan.
BACA JUGA: China: Hei Israel, Setop Mencaplok Tanah Palestina!
Seperti biasa, Beijing merespons masalah Laut China Selatan dengan melontarkan klaim sepihak soal kedaulatan Negeri Tirai Bambu di perairan kaya sumber daya itu.
Ia mengklaim kapal tersebut berada di sekitar Kepulauan Nansha di Laut China Selatan yang merupakan wilayah kedaulatan Tiongkok.
BACA JUGA: Tekanan Barat Bikin China dan Rusia Makin Erat
"Terkait isu Laut China Selatan, kami berkomunikasi dengan semua pihak dan siap menangani perselisihan melalui dialog dan konsultasi demi terpeliharanya pedamaian dan stabilitas di Laut China Selatan," kata Mao.
Meskipun demikian, Mao menegaskan bahwa negaranya tetap berkomitmen melindungi hak dan kepentingan Tiongkok.
Vietnam menuduh kapal riset Tiongkok dan beberapa kapal pendamping melakukan pelanggaran kedaulatan wilayah di Laut China Selatan.
Pada Kamis (25/5), Vietnam mendesak Tiongkok agar memindahkan kapal riset tersebut dari perairan Laut China Selatan yang diklaim masuk ke wilayah kedaulatan Vietnam.
Tiongkok dan Vietnam telah lama terlibat sengketa teritorial atas Laut China Selatan yang merupakan jalur strategis distribusi komoditas perdagangan senilai 3 triliun dolar AS (sekitar Rp 44,93 kuadriliun) per tahun.
Xiang Yong Hong-10 merupakan kapal riset berbendera Tiongkok yang dibangun pada 2014 untuk menjalankan misi penelitian bawah laut. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif