Kendati mencetak laba positif, untuk mendukung kegiatan ekspansi pada 2013, NISP pun sepakat untuk tidak membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya.
Presiden Direktur dan CEO Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengakui persaingan perbankan saat ini makin ketat. Ditambah lagi dengan persyaratan bank sentral yang kian memacu permodalan bank. Lantaran itu, laba yang diperoleh perseroan pada 2012 tersebut, bakal diinvestasikan kembali untuk memperkuat posisi permodalan bank.
"Sehingga kami tidak membagikan dividen (imbal hasil) tahun buku 2012. Pemegang saham mengerti bahwa perseroan memerlukan investasi yang cukup besar untuk penguatan infrastruktur bank," ungkapnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu (3/4).
Parwati melanjutkan, strategi untuk dapat meningkatkan perolehan laba pada tahun ini salah satunya masih berasal dari pertumbuhan kredit. Pada tahun lalu, kredit yang disalurkan NISP mencapai Rp 52,9 triliun, atau tumbuh 28 persen dari 2011 yang sebesar Rp 41,27 triliun. Pertumbuhan kredit yang signifikan tersebut terbukti menggenjot pendapatan bunga bersih (net interest income/NIM) NISP di angka Rp 2,56 triliun, naik dibandingkan 2011 sebesar Rp 2,25 triliun.
Sehingga, pada tahun ini NISP menargetkan penyaluran kredit yang lebih tinggi mencapai Rp 68,75 triliun. "Pertumbuhan kredit tahun ini harus bisa mencapai 30 persen," jelasnya.
Untuk mendapatkan range kredit yang besar, kata Parwati, NISP akan semakin serius menyasar pangsa pasar di segmen usaha kecil menengah (UKM). Saat ini, kontribusi kredit dari UKM sendiri mencapai 60 persen dari total kredit. Sementara tahun ini, target pertumbuhan kontribusi segmen ini dipatok tipis. "Akan kami tingkatkan porsinya 61-62 persen," paparnya.
Sebagai catatan, hingga akhir tahun 2012, asset OCBC NISP tumbuh 32 persen mencapai Rp 79,1 triliun. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) naik sebesar 28 persen di angka Rp 60,8 triliun. (gal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BNI Gandeng BKPM Gaet Investor Jepang
Redaktur : Tim Redaksi