jpnn.com, TENGGARONG - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan, pihaknya tidak mungkin melakukan sosialisasi empat pilar sendirian karena terkendala jumlah anggota.
Selain itu, anggota MPR disibukan dengan aktivitasnya di DPR dan DPD.
BACA JUGA: Zulkifli Hasan Bertemu Dokter Muda Inspiratif
Sebab, anggota MPR adalah anggota DPR dan DPD. Kesibukan di kedua lembaga itu sangat luar biasa.
Padahal, yang perlu disosialisasikan adalah hal-hal yang mendasar sesuai amanat UU No. 17 Tahun 2014 tentang MD3 (MPR, DPR, DPD, dan DPRD) yang memerintahkan Pimpinan MPR RI menyosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika kepada seluruh rakyat Indonesia.
BACA JUGA: Bang Zul: Zaman Dulu Senjatanya Bambu Runcing, Sekarang Ilmu
Ketika menjadi pimpinan MPR periode 2004-2009 dan 20014-2019, Hidayat selalu menyampaikan pentingnya sosialisasi Pancasila kepada pemerintah.
Dia bersyukur usulan itu disambut baik pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo.
BACA JUGA: Jokowi dan Oso Hadiri HUT Pemuda Pancasila, Inilah Pesannya
Hal itu terbukti dengan dibentuknya Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKPIP).
Dia berharap respons baik pemerintah itu bisa semakin mengukuhkan Pancasila dan bisa hadir dalam kehidupan.
Hidayat menyampaikannya saat membuka Sosialisasi Empat Pilar MPR di Gedung Puteri Karang Melenu (PKM) Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, Kaltim, Minggu (29/10).
Acara itu dihadiri anggota MPR Hadi Mulyadi (Fraksi PKS), Sekretaris Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Marli, Ketua JSIT Kutai Kartanegara Safaruddin Pabonglean, serta 600 peserta sosialisasi yang terdiri dari para pelajar, pendidik dan tokoh masyarakat.
HNW menyampaikan, tatanan kehidupan bangsa Indonesia dibangun atas dasar negara Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hidayat mengatakan, pemahaman tentang konsep kebangsaan merupakan hal yang fundamental untuk diketahui setiap anak bangsa.
"Kesadaran dan pemahaman kebangsaan penting ditanamkan kepada warga negara," ungkap Hidayat.
Sementara itu, Safaruddin mengatakan, pihaknya ingin mendengarkan langsung dari MPR tentang dasar negara yang bisa dibumikan untuk anak-anak.
Syafarudin menegaskan, dasar negara seperti Pancasila merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar.
Dia mendorong anak-anak didik di JSIT memiliki wawasan kebangsaan dan mampu mengimplementasikan dalam kehidupan nyata.
JSIT, lanjut Syafarudin, tengah merancang skema penanaman nilai kebangsaan bagi anak-anak didik yang tidak sekadar dihafal, tetapi bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Anak-anak harus memahami nilai-nilai kebangsaan karena mereka harus tahu kemerdekaan negara ini diraih oleh darah-darah para syuhada," ujar Syafarudin.
Di sisi lain, Marli mengatakan, Sosialisasi Empat Pilar MPR mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas keberagaman di Kutai Kartanegara yang sedang membenahi diri.
Dia mengucapkan terima kasih pada MPR yang melaksanakan sosialisasi itu. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua MPR Ajak Alumni Menwa Mengamalkan Sumpah Pemuda
Redaktur : Tim Redaksi